DAFTAR ISI :
Beranda
N-J-A-P-A
Sinopsis Jodha Akbar
Tulisan Bebas
▼
Kamis, 18 Desember 2014
Not Just A Passionate Affair : Part 1
Hello semua...
Not Just A Passionate Affair ini diangkat dari sebuah fanfiction, populer disebut FF. Yaa, FF berawal
dari imajinasi seorang fans yang mengandaikan tokoh kesayangannya dalam suatu
cerita, mengalami jalan cerita yang lain dari kisah aslinya. Lalu dia menuangkannya
ke dalam sebuah tulisan. Jadilah FansFiksi. Fiksi dari imajinasi fans.
NJAPA, adalah FF dari sebuah serial
yang saya gemari. Drama Serial alias sinetron berjudul Jodha Akbar.
FF yang saya angkat ini ditulis oleh seseorang dengan
nickname “Lashi”, yang dipublish di India Forum. Total ada 60 chapter. Waktu saya konversi ke word, dengan
format A4, font calibri 11, spasi 1, total ada 599 halaman!!! Edan kan???
Indeed!!
Dan jelas saya tidak akan sanggup mentranslate sebanyak itu,
terutama karena kalian pasti gak akan sudi kalo saya minta bayaran!! Haha *gak
lucu
Jadi apa yang akan saya lakukan disini adalah, membuat FF
kuadrat. Alias meng FF kan lagi sebuah FF. Dan kalau serial Jodha-Akbar itu
sendiri adalah FF nya Ekta Kapoor dari versi sejarah aslinya, maka tulisan saya
ini nanti bisa dirumuskan menjadi FF pangkat 3 dari sejarah aslinya. Bingung?? Coba
tes IQ siapa tau hasilnya IQ ndlosor. *just kidding
Etapi mungkin gak tepat juga kalau dibilang FF ding. Karena saya akan tetap mengikuti alur cerita seperti yang penulisnya buat. Kasihan
makk, dia udah susah-susah capek-capek ngetik ntar saya porak porandakan.
Jadi, apa
yang akan saya lakukan lebih tepatnya adalah “menceritakan kembali” FF berjudul Not Just A Passionate Affair dengan bahasa saya sendiri, mungkin lebih singkat untuk menghemat waktu. Tentunya dengan bumbu-bumbu
yang semoga bisa membikin cerita saya tidak kalah sedep dinikmati. Sambil
santai, ditemani hujan di malam yang sepi, dan yang pasti, semangkok indomi!!!
Oke, sip. Silahkan menikmati.
------------------------------------------------------------------------------------------
NOT JUST A PASSIONATE AFFAIR
Part 1
-- Halaman Kampus --
“Meera, pakai ini”
Gadis muda yang tampak gugup itu menerima dupatta berwarna
terang dari tangan temannya yang menatapnya dengan tatapan memaksa. Gadis yang
dipanggil Meera itu pun akhirnya menerimanya dan segera mengikatnya melingkari bahu
menjadi scarf. Baju putih yang basah kuyup sungguh bukan penampilan yang
membanggakan dan menyenangkan untuk dikenang sebagai “kali pertama menginjakkan
kaki di kampus postgraduate”.
Dua pemuda di hadapan mereka masih berdiri sambil tertawa. Mereka
yang telah dengan sangat sengaja menabrak Meera sambil membawa segalon air
Taquwa ((buset masak iya segalon)) hingga baju Meera basah kuyup. Dengan tatapan
dan senyum setengah mengejek salah satu di antara mereka berkata, “Jadi
sekarang kami tahu kalau temanmu itu namanya Meera. Sekarang, kenapa tak kau
katakan siapa namamu sweety??”
Hohooo ada yang sedang mencoba menggoda junior rupanya. Dan bila mereka mengharap akan segera memperoleh jawaban
dengan mudah, nampaknya mereka salah. Karena kini yang mereka dapat adalah sorot mata tajam sesosok dewi yang sedang sangat marah. Dewi kayangan bersalwar putih itu mengacungkan jari ke arah mereka, menatap dengan
garang, dan berkata dengan setengah berteriak karena marah. “Apa maksud kalian
dengan ini semua hahh??”
Sebenarnya, kejadian seorang senior laki-laki yang menggoda
mahasiswa baru, apalagi kalau dia memiliki kualifikasi perempuan, cantik,
langsing, dan menarik, adalah sesuatu yang wajar terjadi. Tapi ternyata tidak untuk
seorang gadis yang satu ini. Tidak, dia tidak akan mentolerir perbuatan sekecil
apapun yang bersifat mengejek, menempatkannya pada posisi lebih rendah, tidak
menghargai, apalagi menyepelekannya!!! Nooo big no no!! Sang Dewi yang Pemarah
akan segera mengaum seperti macan.
Tanpa gadis itu sadari, kini dia sudah menjadi pusat
perhatian banyak orang atas adu mulut yang dilancarkannya pada seniornya di hari
pertama menginjakkan kaki di tempat itu.
Sekelompok mahasiswa yang nampaknya
bukan mahasiswa baru, baru saja melangkah menuju gedung kampus ketika salah
seorang dari mereka tertarik pada keributan yang terjadi di halaman kampus. Renu
yang pertama kali tertarik pada keramaian itu.
“Hei, bukankah itu Sarif dan Anand?? Apa yang mereka lakukan
disana?”
Lalu semua orang dalam kelompok itu pun menoleh ke arah yang
ditunjukkan Renu. Termasuk dia, pemuda ganteng nan gagah, yang sedang asyik
mendengarkan mp3 dengan earphone dari Ipad nya. Karena ketertarikan
teman-temannya, dia pun ikut tertarik. Melepas earphone, menyimpan ipad di tasnya,
lalu ikut menyaksikan pemandangan menarik di depan publik itu.
“Namanya Jodha Singh. Jadi sekarang kamu bisa biarkan kami
pergi? Kami sudah terlambat masuk di kelas pertama kami”, Meera berusaha
meredakan ketegangan antara temannya dan senior mereka. Dia berharap jawabannya
bisa mengakhiri drama tidak menyenangkan itu segera. Tapi nampaknya kedua
senior itu tak ingin membiarkan mereka pergi dengan mudah.
Salah seorang dari dua pemuda itu berkata pada temannya “Sarif,
katanya namanya Jodha. Nama yang pendek dan aneh haaa??”. Yang diajak
berbicara pun membalas “Yeahh, pas laah dengan orangnya, ya nggak?? Terasa pedas
dan panas membara…”, lalu tertawa cekikikan. ((kurangajar saripudin))
Oke, mereka tidak sadar sudah membuat si putri pemarah
menjadi sangat marah. Dengan intonasi yang dalam, mata menatap tajam ke arah
kedua badguys ini dia berkata “Itu adalah sebuah nama RAJPUT. Jodha adalah nama
Rajput yang artinya PEMBERANI!! Dan aku yakin, nama itu sangat cocok buatku. Jauh
lebih cocok daripada nama ‘Sarif’ dipakai oleh kingkong bodong macam kamu!!!”
Semua orang terkejut dengan kata-kata yang keluar tanpa rasa takut sedikitpun dari mulut anak baru itu. "Woww, nyalinya besar juga. Kombinasi yang indah man, cantik dan bernyali", Abdul bergumam memuji pemeran utama drama adu mulut pagi itu.
Yaaakk, maka dalam hitungan sepersekian detik wajah kedua
pemuda pembully itu mulai berubah warnanya, menandakan ada kenaikan suhu beberapa derajat. Menyadari situasi menjadi semakin gawat,
Meera buru-buru menarik lengan temannya menjauh dari tempat itu. "Jodha, ayo pergi. Jangan merusak image kita dihari pertama kuliah".
Whoohaaa, semua penonton menarik nafas lega menyadari drama telah berakhir. Mereka berlalu sambil memikirkan penilaian masing-masing atas drama yang baru saja selesai itu. Pun si pemuda
ganteng nan gagah yang sedari tadi menyaksikan drama, sambil melepas kacamata
rayban nya yang mahal, bergumam “Jodha? Pemberani? Huh sombong sekali”.
--Perpustakaan Universitas--
Jodha dan kedua teman barunya sedang melihat-lihat perpustakaan
kampus. Diluar apa yang terjadi pagi hari itu, kini dia merasa lebih nyaman. Bertemu
dengan dua orang yang se-tipe dengannya. Meera dan Payal, dari kelas menengah ke bawah dengan
segala kesederhanaan mereka, di tengah kehidupan kampus swasta nan borjuis adalah sesuatu yang sangat dia syukuri.
Bisa melanjutkan studi postgraduate nya
di Institut Bisnis Sri Ramakrishna yang relatif mahal itu adalah suatu kemewahan baginya. Ayahnya bukan orang yang cukup kaya untuk membiayainya
melanjutkan studi disitu. Ketiga kakak laki-laki dan ayahnya harus bekerja
keras bersama-sama untuk membiayai kuliahnya di tempat itu. Sebagai satu-satunya
anak perempuan, dan pula yang paling kecil, dia mendapat kemewahan untuk memilih
universitas yang dikehendakinya. Untuk semua itu dia sangat mencintai keluarganya. Menyayangi mereka yang begitu banyak memberikan cinta dan pengorbanan untuknya.
Jodha, Meera, dan Payal sedang menikmati suasana sore yang tenang di teras
perpustakaan sambil mengobrol ini itu. Tiba-tiba suara yang tak asing di telinga itu terdengar menyanyi dengan buruknya, sambil mendesah desah berharap terdengar seksi mungkin, tapi faktanya lebih mirip ayam sekarat.
“otakmu sexy itu terbukti dari caramu memikirkan aku
matamu sexy itu terbukti dari caramu menatap aku”
Spontan menengok untuk mencari arah suara, benarlah
dugaannya. Kingkong itu sudah berdiri di belakangnya sedang bernyanyi dengan gaya diseksiseksikan yang sungguh memuakkan. “Haduuhh mbookkk, apalagi sekarang yang mau borokokok satu ini lakuin
ke guwe..”, batin Jodha.
“Gimana lagunya oke kan, suaraku juga?? Lagu itu
didedikasikan untuk insiden tadi pagi”, Sarif berkata pada Jodha dengan kesombongan dan
ketidaktauandiri yang gak kira-kira.
Maka Si Dewi yang Pemarah yang sudah mau muntah itupun membalasnya
dengan kalimat yang pedasnya gak kira-kira juga. “Huh, Cempreng, gombreng, kayak panci
jatoh ke lantai. Membuat telingaku ngilu dan perutku mau muntah. Jadi lebih
baik jangan pernah menyanyi di hadapanku untuk mengurangi penderitaanku”
Saripudin Si durjana angkara murka wkwkwk This image especially dedicated for Rosita Hudayana |
Huwahaha,,,, pemandangan ini lagi, pikir kepala-kepala yang sedang tenang-tenang di teras perpustakaan itu. Mereka pun tertarik bagaimana lagi drama ini nanti akan dimainkan dan diakhiri.
“Okaayy” ((Kurang ajar, batin Sarif, ini bocah memang kudu
dikasih kerjaan)).
“Ada yang punya Ipad disini??”. Tiba-tiba ia berteriak pada
seluruh orang yang berada di teras itu. “Adakah??? Aku cuma mau memperdengarkan lagu asli untuk
gadis ini, katanya suaraku tak enak didengar!!!”
Tiba-tiba terdengar lagu mp3 dengan suara Mulan Jamidong. Dan mendengar ini Sarif langsung berakting monyong-monyong menggoda Jodha. ((Bayangin kayak di pilem tuh yeee wakakak))
bibirmu sexy itu terbukti
dari caramu cium pipiku
bibirmu sexy itu terbukti
dari caramu sebut namaku
Jodha memaki dalam hati sambil mencari
sumber suara. "Kurang ajar. Siapa yang berani ikut-ikutan dua kingkong ini ngerjain aku".
Setelah mencari-cari, akhirnya ketemu. Oyeaahh, rupanya dia. Si tampan, gagah, kaya dan mahal yang
sedang duduk santai memainkan ipad nya. “Mister Ipad Man”, Jodha segera
menemukan julukan untuknya.
Namun ketika ia menoleh ke arah Meera, ia
menemukannya hampir menangis. Jodha merasa iba, “aku harus mengakhiri ini semua”
katanya dalam hati.
Jo : (ngamuk) “Mau kamu apa sih sebenernya??"
Sa : "Lihatkah Anand, dia mulai lagi. Apa dia tidak bisa bersikap seperti perempuan. Dia itu perempuan beneran apa bukan sebenernya"
Jo : (masih teriak jengkel) "Adakah sesuatu yang bisa aku lakukan apa supaya kalian berhenti mengganggu kami??”
Sa : (sinis) “Hei, santaaai buuu santaaai.
Kamu gak bisa diajak becanda ya. Sombong sekali kamu ini. Bagaimanapun juga
kamu harus tau, kalau kami ini senior dan kau tak pantas memperlakukan kami
seperti itu”
Jo : (sinis, mulai kalem meski masih jengkel) “Waw ternyata hanya segini
cara berfikir mahasiswa Postgraduate!!! Tak ada bedanya dengan mahasiswa s1
yang baru lulus SMA. Okay, jadi apa maumu?”
Sa : “Nah, kalo nggak ngotot gitu
ngomongnya kan enak. Sekarang kamu harus melakukan sesuatu yang aku minta. Kalau
kamu sukses mengerjakannya, kami tak akan mengganggu kalian lagi”
Jo : “Janji??"
Sa : (mengangkat 2 jari)
Jo : "Awas ya!!! Awas kalo meleng,
tak sumpel mulutmu pake kolor khaibar!!! Jadi apa tantangannya?”
Sa : “Hahaa, okay. Lihat ke pintu perpus itu. Kamu harus berhasil
merayu, berkata dengan manis, pada seorang mahasiswa senior yang pertama kali
keluar dari pintu perpustakaan itu, dan menggandengnya kemari”
Jo : (berteriak) “Baahh, tantangan
macam apa itu”
Sa : “Hohoooo,,, mau yang lebih
buruk???”
Jodha tidak menjawab. Dia langsung melangkah
menuju ke pintu menghampiri seorang mahasiswa yang baru saja keluar dari pintu.
Tiba-tiba salah seorang dari kelompok
Mister Ipad Man berkata,
“Hei, bukankah itu Tuan Muda Yang
Terhormat Hammaaraa Maan??”.
Mister Ipad Man menjawab “Yeah Abdul, itu memang Maan”.
Mereka
semua menanti dengan penasaran tiada tara, apa yang akan terjadi selanjutnya.
Tak disangka-sangka, Jodha dan sasarannya langsung
mengobrol dengan santai dan nyaman, bahkan bercanda!!
Renu berteriak “Waww, apa mereka sudah
saling kenal??”
Abdul menimpali “Hahaaa, kalau mereka
sudah saling kenal, maka Maan adalah laki-laki yang sungguh sangat berharga dan
sangat beruntung…”, dia melirik dan berkedip pada Mister Ipad Man.
Mendengar kalimat Abdul, si Mister Ipad-Man hanya balas melirik dingin sambil berkata dalam
hati “Rasanya kau benar Abdul, kali ini Maan sangat beruntung”.
Maan mengajak Jodha menghampiri
kelompoknya. “Jodha kenalkan ini teman-temanku, Renu, Abdul, Salim, dan Jalal”.
Dalam hati Jodha berkata “Ho jadi namanya Jalal… pangeran dari negeri dongeng yang
kaya, manja dan sombong itu”,
Maan melanjutkan, “Dan teman-teman,
ini Jodha, dia masih sepupu jauhku”.
Jalal yang merasa memperoleh
kesempatan bagus untuk mengenalnya segera berdiri, menawarkan jabat tangan “Hai,
kami semua mahasiswa tingkat 2 disini, aku Jalal, jadi kalau kamu butuh bantuan kami akan dengan
senang hati membantu” ((sigh buaya air makin punah, buaya darat ngetren))
Di luar ekspektasi semua orang,
kalimat balasan perkenalan yang keluar dari mulut si dewi yang pemarah adalah “Entahlah,
setidaknya sekarang aku tahu dengan pasti, siapa orang yang tidak akan aku
datangi untuk minta tolong”. Lalu beranjak pergi.
Jodha benar-benar merasa di atas angin atas
kemenangannya hari ini. Dia menang atas Sarif dengan berhasil membawa Maan, dan
dia menang atas Jalal dengan mengacuhkan tangannya, karena sudah mempermalukannya dengan menyetel lagu mulan
jamidong itu.
“Kyaa??” Jalal terkesima. Tak percaya
dengan apa yang didengarnya. Baru kali ini ada orang yang menolak berjabat
tangan dengan dia. Di depan publik. Dan jenis kelaminnya adalah wanita. Beuuhh sombong
sekali dia. Bukan hanya Jalal, tapi teman-temannya juga. Renu bahkan langsung
memaki-maki Jodha dengan sederet makian panjang. Jalal tersenyum sinis sambil memandangi kepergiannya. Dia tahu pasti, gadis itu harus diberi pelajaran.
*****
Kang Jalal Cool tapi di IPAD kok ya nyimpen lagu jamidong *nurunin pasaran*, Jodha Is Ghussar Shehzadi.hahahahahaha sukaaaa buanget, lanjutin yaaaa Bunda Nia sampai tuntassssss.
BalasHapus**ini saya Bunda Nia: Dewi Agassi**
:)) :)) :))
BalasHapusWaw seneng banget , cz aq baca di india forum tpi ribet bget secara inggris india gitu jd suka mumet klo baca gak ngerti.... theks ya bu dh di translated
BalasHapusSama2, tp ini banyak ketambahan imajinasi mbak ngga pure translate lagi hehe
HapusSemangat y translatenya. . . d tunggu klanjutannya. . . gumawo ^_^
BalasHapusKenapa harus mulan sih bund? Hahaa
BalasHapuskenapa harus mulan??? terpaksa!! untuk mengakomodasi lirik mesum sesuai dengan tampang saripudin wahahahahh
Hapus