Kamis, 18 Desember 2014

Not Just A Passionate Affair : Part 1

DAFTAR ISI :
Beranda
N-J-A-P-A
Sinopsis Jodha Akbar
Tulisan Bebas


Hello semua...
Not Just A Passionate Affair ini diangkat dari sebuah fanfiction, populer disebut FF. Yaa, FF berawal dari imajinasi seorang fans yang mengandaikan tokoh kesayangannya dalam suatu cerita, mengalami jalan cerita yang lain dari  kisah aslinya. Lalu dia menuangkannya ke dalam sebuah tulisan. Jadilah FansFiksi. Fiksi dari imajinasi fans. 

NJAPA, adalah FF dari sebuah serial yang saya gemari. Drama Serial alias sinetron berjudul Jodha Akbar.

FF yang saya angkat ini ditulis oleh seseorang dengan nickname “Lashi”, yang dipublish di India Forum. Total ada 60 chapter. Waktu saya konversi ke word, dengan format A4, font calibri 11, spasi 1, total ada 599 halaman!!! Edan kan??? Indeed!!

Dan jelas saya tidak akan sanggup mentranslate sebanyak itu, terutama karena kalian pasti gak akan sudi kalo saya minta bayaran!! Haha *gak lucu

Jadi apa yang akan saya lakukan disini adalah, membuat FF kuadrat. Alias meng FF kan lagi sebuah FF. Dan kalau serial Jodha-Akbar itu sendiri adalah FF nya Ekta Kapoor dari versi sejarah aslinya, maka tulisan saya ini nanti bisa dirumuskan menjadi FF pangkat 3 dari sejarah aslinya. Bingung?? Coba tes IQ siapa tau hasilnya IQ ndlosor. *just kidding

Etapi mungkin gak tepat juga kalau dibilang FF ding. Karena saya akan tetap mengikuti alur cerita seperti yang penulisnya buat. Kasihan makk, dia udah susah-susah capek-capek ngetik ntar saya porak porandakan. 
Jadi, apa yang akan saya lakukan lebih tepatnya adalah “menceritakan kembali” FF berjudul Not Just A Passionate Affair dengan bahasa saya sendiri, mungkin lebih singkat untuk menghemat waktu. Tentunya dengan bumbu-bumbu yang semoga bisa membikin cerita saya tidak kalah sedep dinikmati. Sambil santai, ditemani hujan di malam yang sepi, dan yang pasti, semangkok indomi!!! Oke, sip. Silahkan menikmati.


------------------------------------------------------------------------------------------

NOT JUST A PASSIONATE AFFAIR

Part 1

-- Halaman Kampus --

“Meera, pakai ini”

Gadis muda yang tampak gugup itu menerima dupatta berwarna terang dari tangan temannya yang menatapnya dengan tatapan memaksa. Gadis yang dipanggil Meera itu pun akhirnya menerimanya dan segera mengikatnya melingkari bahu menjadi scarf. Baju putih yang basah kuyup sungguh bukan penampilan yang membanggakan dan menyenangkan untuk dikenang sebagai “kali pertama menginjakkan kaki di kampus postgraduate”.

Dua pemuda di hadapan mereka masih berdiri sambil tertawa. Mereka yang telah dengan sangat sengaja menabrak Meera sambil membawa segalon air Taquwa ((buset masak iya segalon)) hingga baju Meera basah kuyup. Dengan tatapan dan senyum setengah mengejek salah satu di antara mereka berkata, “Jadi sekarang kami tahu kalau temanmu itu namanya Meera. Sekarang, kenapa tak kau katakan siapa namamu sweety??”

Hohooo ada yang sedang mencoba menggoda junior rupanya. Dan bila mereka mengharap akan segera memperoleh jawaban dengan mudah, nampaknya mereka salah. Karena kini yang mereka dapat adalah sorot mata tajam sesosok dewi yang sedang sangat marah. Dewi kayangan bersalwar putih itu mengacungkan jari ke arah mereka, menatap dengan garang, dan berkata dengan setengah berteriak karena marah. “Apa maksud kalian dengan ini semua hahh??”


Sebenarnya, kejadian seorang senior laki-laki yang menggoda mahasiswa baru, apalagi kalau dia memiliki kualifikasi perempuan, cantik, langsing, dan menarik, adalah sesuatu yang wajar terjadi. Tapi ternyata tidak untuk seorang gadis yang satu ini. Tidak, dia tidak akan mentolerir perbuatan sekecil apapun yang bersifat mengejek, menempatkannya pada posisi lebih rendah, tidak menghargai, apalagi menyepelekannya!!! Nooo big no no!! Sang Dewi yang Pemarah akan segera mengaum seperti macan.

Tanpa gadis itu sadari, kini dia sudah menjadi pusat perhatian banyak orang atas adu mulut yang dilancarkannya pada seniornya di hari pertama menginjakkan kaki di tempat itu. 

Sekelompok mahasiswa yang nampaknya bukan mahasiswa baru, baru saja melangkah menuju gedung kampus ketika salah seorang dari mereka tertarik pada keributan yang terjadi di halaman kampus. Renu yang pertama kali tertarik pada keramaian itu.
“Hei, bukankah itu Sarif dan Anand?? Apa yang mereka lakukan disana?” 

Lalu semua orang dalam kelompok itu pun menoleh ke arah yang ditunjukkan Renu. Termasuk dia, pemuda ganteng nan gagah, yang sedang asyik mendengarkan mp3 dengan earphone dari Ipad nya. Karena ketertarikan teman-temannya, dia pun ikut tertarik. Melepas earphone, menyimpan ipad di tasnya, lalu ikut menyaksikan pemandangan menarik  di depan publik itu.

uueeelekk buuangett deh potonya

“Namanya Jodha Singh. Jadi sekarang kamu bisa biarkan kami pergi? Kami sudah terlambat masuk di kelas pertama kami”, Meera berusaha meredakan ketegangan antara temannya dan senior mereka. Dia berharap jawabannya bisa mengakhiri drama tidak menyenangkan itu segera. Tapi nampaknya kedua senior itu tak ingin membiarkan mereka pergi dengan mudah.

Salah seorang dari dua pemuda itu berkata pada temannya “Sarif, katanya namanya Jodha. Nama yang pendek dan aneh haaa??”. Yang diajak berbicara pun membalas “Yeahh, pas laah dengan orangnya, ya nggak?? Terasa pedas dan panas membara…”, lalu tertawa cekikikan. ((kurangajar saripudin))

Oke, mereka tidak sadar sudah membuat si putri pemarah menjadi sangat marah. Dengan intonasi yang dalam, mata menatap tajam ke arah kedua badguys ini dia berkata “Itu adalah sebuah nama RAJPUT. Jodha adalah nama Rajput yang artinya PEMBERANI!! Dan aku yakin, nama itu sangat cocok buatku. Jauh lebih cocok daripada nama ‘Sarif’ dipakai oleh kingkong bodong macam kamu!!!”

Semua orang terkejut dengan kata-kata yang keluar tanpa rasa takut sedikitpun dari mulut anak baru itu. "Woww, nyalinya besar juga. Kombinasi yang indah man, cantik dan bernyali", Abdul bergumam memuji pemeran utama drama adu mulut pagi itu.
Yaaakk, maka dalam hitungan sepersekian detik wajah kedua pemuda pembully itu mulai berubah warnanya, menandakan ada kenaikan suhu beberapa derajat. Menyadari situasi menjadi semakin gawat, Meera buru-buru menarik lengan temannya menjauh dari tempat itu. "Jodha, ayo pergi. Jangan merusak image kita dihari pertama kuliah".

Whoohaaa, semua penonton menarik nafas lega menyadari drama telah berakhir. Mereka berlalu  sambil memikirkan penilaian masing-masing atas drama yang baru saja selesai itu. Pun si pemuda ganteng nan gagah yang sedari tadi menyaksikan drama, sambil melepas kacamata rayban nya yang mahal, bergumam “Jodha? Pemberani? Huh sombong sekali”.


--Perpustakaan Universitas--

Jodha dan kedua teman barunya sedang melihat-lihat perpustakaan kampus. Diluar apa yang terjadi pagi hari itu, kini dia merasa lebih nyaman. Bertemu dengan dua orang yang se-tipe dengannya. Meera dan Payal, dari kelas menengah ke bawah dengan segala kesederhanaan mereka, di tengah kehidupan kampus swasta nan borjuis adalah sesuatu yang sangat dia syukuri.

Bisa melanjutkan studi postgraduate nya di Institut Bisnis Sri Ramakrishna yang relatif mahal itu adalah suatu kemewahan baginya. Ayahnya bukan orang yang cukup kaya untuk membiayainya melanjutkan studi disitu. Ketiga kakak laki-laki dan ayahnya harus bekerja keras bersama-sama untuk membiayai kuliahnya di tempat itu. Sebagai satu-satunya anak perempuan, dan pula yang paling kecil, dia mendapat kemewahan untuk memilih universitas yang dikehendakinya. Untuk semua itu dia sangat mencintai keluarganya. Menyayangi mereka yang begitu banyak memberikan cinta dan pengorbanan untuknya.

Jodha, Meera, dan Payal sedang menikmati suasana sore yang tenang di teras perpustakaan sambil mengobrol ini itu. Tiba-tiba suara yang tak asing di telinga itu terdengar menyanyi dengan buruknya, sambil mendesah desah berharap terdengar seksi mungkin, tapi faktanya lebih mirip ayam sekarat.

otakmu sexy itu terbukti dari caramu memikirkan aku

matamu sexy itu terbukti dari caramu menatap aku”

Spontan menengok untuk mencari arah suara, benarlah dugaannya. Kingkong itu sudah berdiri di belakangnya sedang bernyanyi dengan gaya diseksiseksikan yang sungguh memuakkan. “Haduuhh mbookkk, apalagi sekarang yang mau borokokok satu ini lakuin ke guwe..”, batin Jodha.

“Gimana lagunya oke kan, suaraku juga?? Lagu itu didedikasikan untuk insiden tadi pagi”, Sarif berkata pada Jodha dengan kesombongan dan ketidaktauandiri yang gak kira-kira.

Saripudin Si durjana angkara murka wkwkwk
This image especially dedicated for Rosita Hudayana
Maka Si Dewi yang Pemarah yang sudah mau muntah itupun membalasnya dengan kalimat yang pedasnya gak kira-kira juga. “Huh, Cempreng, gombreng, kayak panci jatoh ke lantai. Membuat telingaku ngilu dan perutku mau muntah. Jadi lebih baik jangan pernah menyanyi di hadapanku untuk mengurangi penderitaanku”

Huwahaha,,,, pemandangan ini lagi, pikir kepala-kepala yang sedang tenang-tenang di teras perpustakaan itu. Mereka pun tertarik bagaimana lagi drama ini nanti akan dimainkan dan diakhiri.

“Okaayy” ((Kurang ajar, batin Sarif, ini bocah memang kudu dikasih kerjaan)).
“Ada yang punya Ipad disini??”. Tiba-tiba ia berteriak pada seluruh orang yang berada di teras itu. “Adakah??? Aku cuma mau memperdengarkan lagu asli untuk gadis ini, katanya suaraku tak enak didengar!!!”

Tiba-tiba terdengar lagu mp3 dengan suara Mulan Jamidong. Dan mendengar ini Sarif langsung berakting monyong-monyong menggoda Jodha. ((Bayangin kayak di pilem tuh yeee wakakak))

bibirmu sexy itu terbukti
dari caramu cium pipiku
bibirmu sexy itu terbukti
dari caramu sebut namaku

Jodha memaki dalam hati sambil mencari sumber suara. "Kurang ajar. Siapa yang berani ikut-ikutan dua kingkong ini ngerjain aku". 
Setelah mencari-cari, akhirnya ketemu. Oyeaahh, rupanya dia. Si tampan, gagah, kaya dan mahal yang sedang duduk santai memainkan ipad nya. “Mister Ipad Man”, Jodha segera menemukan julukan untuknya. 

Namun ketika ia menoleh ke arah Meera, ia menemukannya hampir menangis. Jodha merasa iba, “aku harus mengakhiri ini semua” katanya dalam hati.

Jo : (ngamuk) “Mau kamu apa sih sebenernya??"
Sa : "Lihatkah Anand, dia mulai lagi. Apa dia tidak bisa bersikap seperti perempuan. Dia itu perempuan beneran apa bukan sebenernya"
Jo : (masih teriak jengkel) "Adakah sesuatu yang bisa aku lakukan apa supaya kalian berhenti mengganggu kami??”
Sa : (sinis) “Hei, santaaai buuu santaaai. Kamu gak bisa diajak becanda ya. Sombong sekali kamu ini. Bagaimanapun juga kamu harus tau, kalau kami ini senior dan kau tak pantas memperlakukan kami seperti itu”
Jo : (sinis, mulai kalem meski masih jengkel) “Waw ternyata hanya segini cara berfikir mahasiswa Postgraduate!!! Tak ada bedanya dengan mahasiswa s1 yang baru lulus SMA. Okay, jadi apa maumu?”
Sa : “Nah, kalo nggak ngotot gitu ngomongnya kan enak. Sekarang kamu harus melakukan sesuatu yang aku minta. Kalau kamu sukses mengerjakannya, kami tak akan mengganggu kalian lagi”
Jo : “Janji??"
Sa : (mengangkat 2 jari)
Jo : "Awas ya!!! Awas kalo meleng, tak sumpel mulutmu pake kolor khaibar!!! Jadi apa tantangannya?”
Sa : “Hahaa, okay. Lihat ke pintu perpus itu. Kamu harus berhasil merayu, berkata dengan manis, pada seorang mahasiswa senior yang pertama kali keluar dari pintu perpustakaan itu, dan menggandengnya kemari”
Jo : (berteriak) “Baahh, tantangan macam apa itu”
Sa : “Hohoooo,,, mau yang lebih buruk???”
Jodha tidak menjawab. Dia langsung melangkah menuju ke pintu menghampiri seorang mahasiswa yang baru saja keluar dari pintu.

Tiba-tiba salah seorang dari kelompok Mister Ipad Man berkata,
“Hei, bukankah itu Tuan Muda Yang Terhormat Hammaaraa Maan??”. 
Mister Ipad Man menjawab “Yeah Abdul, itu memang Maan”. 
Mereka semua menanti dengan penasaran tiada tara, apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tak disangka-sangka, Jodha dan sasarannya langsung mengobrol dengan santai dan nyaman, bahkan bercanda!!
Renu berteriak “Waww, apa mereka sudah saling kenal??”
Abdul menimpali “Hahaaa, kalau mereka sudah saling kenal, maka Maan adalah laki-laki yang sungguh sangat berharga dan sangat beruntung…”, dia melirik dan berkedip pada Mister Ipad Man.
Mendengar kalimat Abdul, si Mister Ipad-Man hanya balas melirik dingin sambil berkata dalam hati “Rasanya kau benar Abdul, kali ini Maan sangat beruntung”.

Maan mengajak Jodha menghampiri kelompoknya. “Jodha kenalkan ini teman-temanku, Renu, Abdul, Salim, dan Jalal”. 
Dalam hati Jodha berkata “Ho jadi namanya Jalal… pangeran dari negeri dongeng yang kaya, manja dan sombong itu”,
Maan melanjutkan, “Dan teman-teman, ini Jodha, dia masih sepupu jauhku”.

Jalal yang merasa memperoleh kesempatan bagus untuk mengenalnya segera berdiri, menawarkan jabat tangan “Hai, kami semua mahasiswa tingkat 2 disini, aku Jalal, jadi kalau kamu butuh bantuan kami akan dengan senang hati membantu” ((sigh buaya air makin punah, buaya darat ngetren))

Di luar ekspektasi semua orang, kalimat balasan perkenalan yang keluar dari mulut si dewi yang pemarah adalah “Entahlah, setidaknya sekarang aku tahu dengan pasti, siapa orang yang tidak akan aku datangi untuk minta tolong”. Lalu beranjak pergi. 
Jodha benar-benar merasa di atas angin atas kemenangannya hari ini. Dia menang atas Sarif dengan berhasil membawa Maan, dan dia menang atas Jalal dengan mengacuhkan tangannya, karena sudah mempermalukannya dengan menyetel lagu mulan jamidong itu.

“Kyaa??” Jalal terkesima. Tak percaya dengan apa yang didengarnya. Baru kali ini ada orang yang menolak berjabat tangan dengan dia. Di depan publik. Dan jenis kelaminnya adalah wanita. Beuuhh sombong sekali dia. Bukan hanya Jalal, tapi teman-temannya juga. Renu bahkan langsung memaki-maki Jodha dengan sederet makian panjang. Jalal tersenyum sinis sambil memandangi kepergiannya. Dia tahu pasti, gadis itu harus diberi pelajaran.

*****

7 komentar:

  1. Kang Jalal Cool tapi di IPAD kok ya nyimpen lagu jamidong *nurunin pasaran*, Jodha Is Ghussar Shehzadi.hahahahahaha sukaaaa buanget, lanjutin yaaaa Bunda Nia sampai tuntassssss.

    **ini saya Bunda Nia: Dewi Agassi**

    BalasHapus
  2. Waw seneng banget , cz aq baca di india forum tpi ribet bget secara inggris india gitu jd suka mumet klo baca gak ngerti.... theks ya bu dh di translated

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2, tp ini banyak ketambahan imajinasi mbak ngga pure translate lagi hehe

      Hapus
  3. Semangat y translatenya. . . d tunggu klanjutannya. . . gumawo ^_^

    BalasHapus
  4. Kenapa harus mulan sih bund? Hahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. kenapa harus mulan??? terpaksa!! untuk mengakomodasi lirik mesum sesuai dengan tampang saripudin wahahahahh

      Hapus