Selasa, 06 Januari 2015

Not Just A Passionate Affair - Part 8

18 oktober

INTER COLLEGIATE BUSSINESS DEBATE SYMPOSIUM


***Auditorium-Bangku penonton***

Saat semua mata terarah pada ke delapan peserta yang sedang duduk di panggung, Jodha mengarahkan pandangannya pada satu orang seniornya saja. ((Mbak mbak, ganti nama ya?? Iyaa Munawaroh kan sekarang namanya?? Sodara kembarnya munafiqun!!)).

Fakta bahwa dia tetap tampak bersinar meskipun dikelilingi oleh orang-orang lain yang keren-keren juga, adalah sesuatu yang tak bisa disangkalnya. Hari itu, ada sesuatu yang lain lagi tentang dia yang harus diterima Jodha. Kepandaiannya, pengetahuannya yang luas, kefasihannya dalam menyampaikan argumen, dan kepercayaan diri yang tinggi. "Mungkin Maan memang mengatakan yang sebenarnya tentang dia, bahwa dia tak seburuk yang kuduga", batin Jodha.

"Dia cute ya,,,,", tiba-tiba Payal mengatakan sesuatu yang mengejutkannya.
"Hah??", Jodha melihat Payal dengan ekspresi bingung.
"Maan... Dia kiut sekali kan..."
"Ooooh,,,,, Maan.." jawabnya datar.


Kata Payal dia kiyyuuuttt...



Payal agak terkejut mendengar jawaban Jodha. Seolah-olah dia tadi membayangkan orang lain.

"Apa maksud 'ohhh maan' mu itu?? Apa kamu sedang memperhatikan orang lain??"

"Appaa?? No!!!", Jodha mengelak cepat. "Enggak!!! Sshshsh, liat liat ke depan, mereka akan mengumumkan pemenangnya. Tampaknya kita punya kesempatan menang kali ini"


***Pengumuman Pemenang - Penutupan Acara***

Juara II. Not so bad. Biasanya gak pernah dapet juara soale. Semua orang naik ke panggung memberi selamat pada Jalal dan Maan. Udah kayak Hajar Aswad aja mereka berdua diuntel-untel, digencet-gencet, dicium-cium orang sekampus. Dari yang bau wangi ampe bau jengkol ada semua. Wkwkwk. Aslinya lebih banyak yang modus pengen nguwel-uwel mah daripada yang bener-bener mau ngasih selamat.

Horeeee dapet juara II

Jalal: (teriak) "Woooiiii sabar woooiii penyeeett guweeehhh... Birbaaalll kumismuuu setaaan jangan cium guweee sompret lu!!"

Maan: "Jalaaaalll tolongin guweee, waddooohhh... wwoooiii jangan tarik idung guweee.... Reshaaaaamm aaargghhh"

(Wakakakk)

Sementara itu, di bangku penonton...

"Ayo, kita kasih selamat ke mereka", Payal berkata sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Yup, ayo" Meera menyusul berdiri dan mengambil tasnya.

Apa!! Jodha sama sekali tidak menduga teman-temannya akan berfikir untuk memberi ucapan selamat secara personal pada mereka. Di atas panggung pula!! Hah, kurang kerjaan banget coba ikut thawaf di atas panggung. Jodha sama sekali tidak siap bertemu dengan Jalal setelah apa yang dialaminya pagi ini. Apalagi di tengah-tengah orang banyak seperti itu. No NO!!

"Haaahhh...Kenapa musti sekarang siiih...rame banget gilak", Jodha berusaha menggagalkan rencana teman-temannya.

"Apa maksudmu Jodha?? Apa kamu nggak mau ucapkan selamat pada mereka?? Semua orang mengucapkan selamat pada mereka."

Meera bingung melihat Jodha.

"Apa kau tak ingin berterimakasih padanya??", Meera bertanya lagi sekaligus mengingatkan.

"Aku pasti akan berterima kasih, tapi enggak sekarang, ya ampuuun pake otak dong klian, itu di depan udah kayak apa. Besok ajalaaah...", jawab Jodha.

"Ituu udah pada turuun, kita jalan sampe sana juga udah sepi" Payal ngotot.

Jengkel sekali dengan kedua temannya yang malah berbicara terus tak segera beranjak dari tempat itu, Payal langsung menarik tangan Jodha. "Sudah Jo ayo ikut. Kalo kamu nggak mau ya sudah. Kamu anterin aku aja,!!" lalu menggeret tangan Jodha pergi. Meera berjalan mengikuti keduanya.


***Auditorium-Panggung***

Keadaan panggung masih ramai. Jodha berusaha memprotes kedua temannya dan mengajak mereka kembali saja. Tapi tak ada gunanya. Payal yang paling ngotot. Tampaknya Payal benar-benar ingin memanfaatkan kesempatan untuk mendekati Maan. Payal sungguh tidak masuk akal!!

Jalal dan Maan masih sibuk menerima ucapan selamat dari teman-temannya. Iya ajalah, mereka berhasil melampaui ekspektasi semua orang hari itu. Nampaknya mereka juga sangat menikmati dielu-elukan seperti itu. Mana mungkin tidak, dikerubungi gadis-gadis cantik dalam penampilan terbaik mereka, yang semuanya berbicara dengan senyum terindah dan terhangat mereka. Beeuuhh Jodha males ngliatnya (males apa terganggu sih mbak??). Sebel dia, bagaimana mungkin, tiapkali mereka bertemu, Jalal selaluuuu sedang bersama gadis-gadis yang lain lagi, yang lain lagi. Berapa banyak sih fansnya??? Ratuuusaaaannn...oreo kaliiii. Eh salah yakk?? Wkwkwk

Jalal dan para penggemarnya

Para seniornya demi menyadari kedatangannya, seketika diam menghentikan tawa mereka.

~Waahh musuh bebuyutan datang memberikan selamat pada musuhnya?? yang benar sajaaa..~ kira-kira mereka mungkin berfikir begitu. Merasa jadi pusat perhatian, Jodha kikuk. Ia mengedarkan pandangan mencari Jalal, yang lalu berjalan beberapa langkah mendekatinya.

Wow!! Dia datang kemari untuk bertemu denganku??? Dalam hati Jalal kaget tapi senang. Mungkin kalau teman-temannya memperhatikan raut wajah Jalal waktu itu, mereka akan mendapati wajah yang tiba-tiba menjadi begitu berbinar-binar. Sesuatu yang hanya bisa terjadi karena nampaknya dia semakin mengharapkan pertemuan-pertemuan semacam itu belakangan ini. Dia tak pernah berharap terlalu banyak Jodha mau menemuinya. Tapi sekarang gadis itu ada di hadapannya.

Jalal memandangnya tak berkedip dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sambil teringat kembali kisah tentang setelan yang kini menempel di tubuh gadis itu. Rok itu tadinya hampir saja hilang. Wkwkwkwk.

Jodha nampak tidak terbiasa dengan setelan formal seperti itu. Yah, untuk seseorang yang terbiasa dengan salwar dan kameez, setelan seperti itu jelas agak kurang nyaman. Dia tak nampak seperti supermodel ~seperti saat dia memakai salwar dan kameez~ dalam pakaian seperti itu. Tapi bagi Jalal, kecanggungan itu justru memancarkan pesona unik dari dirinya, yang belum pernah ditemukannya pada orang lain. ((Heran juga sama Jalal kenapa yang disukai dari Jodha tu yang aneh2nya??))

Ja : "Hallo..."

Meera: "Selamat yaa..."

Payal: "Selamat yaa...kalian berdua hebat banget.." (Sambil melirik Maan. Yang dilirik tampak senang...heyeeehhh..)

Payal berkhayal memeluk Maan

Jo : "Selamat. Buat kalian" (tapi ngeliatnya cuman ke Jalal...)

Jalal menunggu kalimat selanjutnya. Beberapa detik. Tapi tak ada. Emang cuman gitu doang rupanya. Karena yang ditunggu tak datang, maka Jalal yang mengatakannya,

Ja : "Nggak ada ucapan terimakasih??" (sambil senyum iblis)

Slompret!! Wajah Jodha langsung memerah sambil menatap tajam pada Jalal, jengkel akut!! Dia sudah berencana berterimakasih tapi nanti kalau mereka sedang berdua saja. Tapi apaaa??? Dia mau mengungkit-ungkitnya di depan teman-temannya!! Untuk apa?? Kalau bukan untuk mengejek dan mempermalukannya!!!

Tatapan mengintimidasi sekaligus memohon

Melihat adegan itu, salah seorang teman Jalal nyeletuk..
"Hohoooo, apa aku kelewat nonton SILET?? Kok aku nggak tau ada yang harus mengucapkan terimakasih?? Untuk apakah gerangan??"

Renu penasaran. Apa yang sudah dilakukan Jalal untuknya?? Itu menyebalkan sekali bagi Renu.

"Iya Jalal, terimakasih untuk apa??"

Meera dan Payal merasa tak enak melihat situasi Jodha ((kalian berdua ini emang bisanya nyusahin Jodha yaaaa....dasarrr!!)). Mereka sama sekali tak mengharapkan kejadian memalukan itu akan dibuka di depan umum. Jodha terpaku, tidak bisa menduga akan sedetail apa Jalal bercerita. Ia menatap Jalal tajam tak berkedip, tatapan mengancam sekaligus memohon!!

Ja : "Yaaa, jadi dia tadi sedang terjebak..." (Berhenti sejenak tersenyum sambil memandang Jodha. Beberapa saat menikmati tatapan mata marah yang tajam menusuk itu. Geli dia!!)

Ja : "Dia tadi tersesat bingung pas mau kesini. Pas ketemu aku. Jadi dia nggak jadi ilang deh...hehehe"

Oooohh!! Jadi begitu. Dia sedang menggodanya dan menikmati sepenuhnya hasil kerjanya!!! Bagooosss. Bagaimanapun juga, Jodha menarik nafas lega setelah mendengar Jalal tetap merahasiakan kejadian itu. Menyadari ekspresi "kamu berhutang lagi padaku" di wajah Jalal, ia membuang muka dengan cemberut.

Ja : "ayolah, kalian ikut kita ke kantin, aku sama Maan mau traktir semua orang hari ini.."
Jo : "Apa? N....N..."
Pay : (menyerobot) "Oh ya tentu, kenapa enggak..."
Mee: "ayolah..."

Hoaalaaaah, melihat kelakuan kedua temannya Jodha hanya bisa pasrah sambil mengeluh dalam hati mengapa mereka mudah sekali menerima tawaran makan-makan gratis!!

Jalal melihat ekspresi Renu yang berubah cemberut dan sinis. Lalu menarik tangannya sambil pergi, "ayolaaaahhh...."


***Kantin***

Payal: "Nah, disanalah semua kisah tragis itu terjadi"
Maan: "Yah, nampaknya hanya ipad nya saja yang tragis nasibnya. RIP ipad!!"
Abdul: "Jalal kau masih merindukannya bukan?? Apa kau masih sering memimpikan pacarmu itu??" (Abdul mengejek sambil tertawa)
Meera: "Pacar?? Ipad itu pacarnya Jalal?? Diantara sekian banyak gadis dia lebih suka pacaran sama ipad??"
Salim: "Hahaaaa, yaaa, dia bahkan meniduri ipadnya tiap malam!!"
Payal: "Meniduri ipad?? Antara dia itu 'ganteng-ganteng gak laku' atau ganteng-ganteng dodol' sebenernya??"
Jalal: "Trimakasiiiiiihhhhh,,,,,,terusin ajaaa,,,,,"

Mereka bercanda dan saling mengejek santai. Hanya ada dua orang yang diam saja. Yang satu sinis dan jengkel, yang satu sinis dan jaim. Di ujung sana namanya Renu, yang di bagian sini namanya Jodha.

Meera : "Kata Jodha kamu kehilangan proyek Investment Analysis ya gara2 ipad itu rusak?? Udah dikerjakan ulang??"

Tiba-tiba Jalal dan teman-temannya diam bungkam, seolah terkejut dengan pertanyaan Meera. Bingung atas reaksi mereka, Meera, Jodha dan Payal saling berpandangan bertanya-tanya adakah yang salah dari pertanyaan itu??

Hanya beberapa detik kemudian, bungkam itu berubah menjadi ledakan tawa!!!

Renu: "Dia bohong!!!!"
Meera: "Byuuuhh, kamu bohong di depan AD bahwa kamu kehilangan proyekmu gara2 ipad itu?? Jahat sekali kau..."
Renu: "Lagian kalian percaya aja. Gak mungkin lah dia gak punya backup data buat proyeknya"

Naahh!!! Lagi-lagi dia melakukan itu!! Jodha benar-benar tidak suka!! Kalau ada sesuatu yang membuatnya benar-benar merasa bersalah dan tak enak hati gara2 kasus ipad itu, adalah bahwa Jalal kehilangan semua jerih payahnya mengerjakan proyek itu. Tapi sekarang ternyata semua itu adalah kebohongan semata. Dan itu dilakukannya untuk semakin membuat Jodha tampak buruk di depan AD!!!!

Dewi Parwati lagi ngamuk!!!

Dia dan geng nya tertawa geli menganggap itu semua lelucon?? Rasanya sudah ada asap pekat yang kemebul dari kepala Jodha saking besarnya kemarahan yang harus ditahannya. Renu menyadari perubahan air muka Jodha. Dia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mengingatkannya akan kesalahannya.

Renu: "Hai, Jalal begitu karena benar-benar jengkel sama kamu. Ipad nya rusak!!! Itu barang kesayangannya, hadiah ulang tahun dari Ammi. Coba bayangin kalo kamu yang berada di posisinya waktu itu. Aku yakin marahmu bahkan lebih parah daripada marahnya Jalal"

Jalal jadi tak enak hati atas serangan Renu pada Jodha dan teman-temannya.

Jalal : "Heeii, sudahlaah. Aku sudah mencatat prestasi bersejarah hari ini. Tenang aja. Aku tinggal minta lagi nanti sebagai hadiahku"

Jodha tidak tertarik dengan penjelasan Renu. Dia terlalu kecewa Jalal membohonginya. Selain itu, betapa ringannya dia mengatakan akan meminta ipad lagi, itu semakin membuat Jodha melihat betapa lebarnya gap sosial antara mereka. Mungkin tempat sampah dirumahnya saja isinya uang!!!!!

Meera, dengan lugunya berkomentar:
"Woww. Mudah sekali kau meminta ipad seharga 40.000 rupee. Kalo nilai ujianku bagus, ayahku akan memberiku 500 rupee sebagai hadiahnya. Itupun kurasa udah banyak banget. 40.000 rupee. Kaya sekali kalian...."

Jalal dan teman-temannya mendadak diam. Rikuh. Bingung bagaimana harus bereaksi atas kata-kata Meera. Jodha merasa agak malu dengan keluguan Meera. (Setidaknya Meera jujur, nggak kayak kamu, jaim. Bleehh!!). Dia memanfaatkan situasi yang tak enak itu untuk segera meninggalkan mereka.

Jodha : "Udah sore banget ini. Ayo kita pulang."
Meera : "iya, ayok"
Jodha : "Trimakasih ya traktirannya. Sekali lagi selamat buat kalian berdua"
Jodha, Meera dan Payal baru saja berdiri dari kursinya ketika Jalal membuka suara.

Jalal : "Tunggu. Aku mengundang kalian ke acara ulang tahunku bulan depan. Tgl 2 november. Weekend kok. Bukan perayaan besar. Cuma kami ini aja (sambil menunjuk dirinya dan geng nya). Kalian bertiga mau gabung??"

Renu terkejut mendengar undangan Jalal pada mereka. Dia ingin memberi Jalal kejutan, seperti biasa di hari ulang tahunnya. Dan mereka selalu merayakan ultah mereka antar mereka saja, tanpa orang lain. Lalu kenapa kali ini Jalal merusak tradisi sakral mereka dengan mengundang orang-orang yang baru saja mereka kenal.

Di sisi lain Jodha juga tidak tertarik. Menyadari begitu lebarnya jarak antara dia dan teman-temannya, dengan Jalal dan teman-temannya, cukup membuatnya memilih untuk menjaga jarak. Dan image!!! Selain itu, dia menangkap perubahan ekspresi tidak suka di wajah Renu. Sebelum Payal dan Meera seperti biasa, "mbebeki" atas undangan bersenang-senang, Jodha buru-buru melontarkan penolakan tegas.

Jo: "Trimakasih atas undangannya. Tapi maaf, aku nggak bisa. Hmmm... gimana ya. Kamu aja ngga ngundang anak kelasmu yang lain kan. Padahal kita lebih baru kenalnya. Aku nggak mau mengganggu kebersamaan kalian."

Jalal kecewa mendengarnya. Penolakannya halus, tidak brutal dan pedas seperti biasanya. Tapi justru sangat mengganggunya. Mungkin karena kata-kata itu telah menunjukkan dimana posisinya di mata Jodha. Bahwa dia bukan siapa-siapa baginya.

Jalal : "Aku mengundang siapa saja yang kuinginkan. Dan alasannya adalah karena aku senang bersama orang itu. Bukan karena alasan lain."

Aku mengundang siapa saja yang kuinginkan.
Dan alasannya adalah karena aku senang bersama orang itu. Bukan karena alasan lain

Jadi dia senang bersamanya?? Baahhh!!! Mereka bahkan belum pernah duduk bersama dan ngobrol enak sekalipun!! Such a partner in crime!! (Kata-kata siapa tuh???) Kok bisa-bisanya dia senang bersamanya. Sakit jiwa bener ni orang!!

Jodha : "Thank you Jalal. Tapi sekali lagi, tanpa mengurangi rasa hormat, aku terpaksa menolaknya. Orang tuaku tidak akan mengijinkan aku pulang malam untuk suatu pesta. Jadi, maaf ya."

Ia menutup pembicaraan itu dengan melangkah pergi meninggalkan mereka. Baru dua langkah, tiba-tiba dia berhenti dan berbalik melihat Jalal.

Jodha : "Oh ya, sekali lagi, aku minta maaf atas segala tragedi ipad itu. Dan, trimakasih atas tumpangannya tempo hari, juga terimakasih atas bantuanmu hari ini."

Menatap sejenak menikmati ekspresi kalah dari musuhnya. Lalu tersenyum dan berbalik, melanjutkan langkahnya yang tertunda. Yeeaahhh akhirnya. Lunas juga hutangnya. Jodha tersenyum penuh kemenangan.

5 komentar:

  1. mantaapppp gan kiss basah ala khaibar buat mba nia :*

    BalasHapus
  2. Nulis khaaaaa blog mu dianggurin buat apaaaa...hihi

    BalasHapus
  3. Ditunggu chapter swlanjutnya mbak... Klo bsa jgn lama2 dong.. Aq org nya pelupa... K

    BalasHapus
  4. Chapter selanjutnya please, ...

    BalasHapus
  5. nice nice ...lanjut mba sis

    BalasHapus