Selasa, 11 Agustus 2015

Setiap waktu kita diingatkan untuk mencintai Allah lebih besar daripada segala apa yang ada di dunia ini. Berkali-kali kita diingatkan untuk tidak menduakan-Nya karena Dia tidak suka diduakan. Tapi pernahkah kita bertanya, hubungan cinta-mencintai macam apa yang seharusnya ada antara kita denganNya? Cinta macam apa yang seharusnya tumbuh antara kita denganNya?

Di dunia ini kita mengenal bermacam bentuk cinta. Dua bentuknya yang terindah bisa kita temukan pada cinta seorang kekasih kepada kekasih hatinya, dan cinta seorang ibu kepada anaknya. Tidak perlu digambarkan, masing-masing kita bisa merasakan bagaimana bentuk cinta itu. Penggambaran dengan kata-kata akan mereduksi keindahan cinta itu sendiri. Cukup kita imajinasikan berdasarkan pengalaman kita merasakannya.

Lalu bandingkanlah dengan cinta kita pada Tuhan. Apa sejatinya Tuhan bagi kita? Adakah Dia selama ini HANYA tempat kita meminta dan memohon pertolongan? Adakah Dia selama ini HANYA tempat kita takut dihukum karena melanggar aturan yang dibuatNya? Atau selayaknya Dia memperoleh bentuk lain dari cinta kita selain kedua hal itu? Cinta yang lengkap dengan rindu dan hasrat ingin selalu bersama, berdekatan, tak ingin berpisah. Cinta yang tanpa alasan. Cinta yang hanya cinta dan selalu cinta. Cinta yang meluap-luap. Adakah kita punya secuil saja perasaan cinta macam itu kepadaNya? Bila tidak, adakah usaha kita menuju kesana? Atau Dia tak berhak atas cinta macam itu?


ilustrasi sumber : lampuislam.blogspot.com

Dalam 24jam sehari, 7hari seminggu, seberapa sering kita merinduNya? Seberapa sering kita mengagumiNya? Seberapa sering kita mengorbankan diri untuk memenuhi keinginanNya? Atau kita hanya mendatangiNya untuk meminta, meminta dan meminta lantas berterimakasih atas segala pemberianNya pada kita.

Apakah cinta kita sudah lengkap dengan menjadikan Dia hanya sebagai tempat kita meminta sesuatu? Minta anak sembuh dari sakit. Minta anak sholih yang terus mendoakan kita supaya kita selamat dari api neraka. Minta rejeki yang barokah supaya amal kita banyak dan kita bisa masuk surga. Minta jodoh, minta kekayaan, minta cepat punya rumah, minta lancar usaha, dan sebagainya. Pernahkah kita minta cinta dariNya? Hanya cintaNya. Tak peduli apapun bentuk cinta itu?

Bila kita adalah seorang ibu, apakah kita cukup puas apabila anak-anak yang begitu kita cintai datang pada kita hanya untuk dua hal; meminta sesuatu dan berterimakasih atas sesuatu? Bila kita seorang ibu, bagaimana perasaan kita jika anak kita membelikan oleh-oleh sepulang ia bepergian, hanya karena ia takut kita marah jika tidak dibelikan? Bagaimana perasaan kita jika mereka menuruti permintaan kita hanya karena takut kita marah?

Tidakkah kita juga ingin mereka mendatangi kita hanya untuk merebahkan kepala di pangkuan kita, hanya untuk memeluk kita sambil berkata "ibu aku sayang padamu". Tidakkah kita juga ingin hanya bercengkerama, bercanda tawa dengan mereka tanpa ada embel-embel apa-apa. Tidakkah kita juga ingin mereka menyenangkan kita karena memang ingin hati kita senang, karena sayang pada kita. Tidakkah kita ingin mereka melakukan hal-hal yang kita minta dengan segenap rasa tulus dan kasih, bukan karena takut kita marah.

Rasanya tak ada salahnya kita mencoba bertanya pada diri kita, hubungan macam apa yang semestinya kita bangun antara kita dengan Tuhan. Cinta macam apa yang semestinya kita tumbuhkan. Seiring dengan kualitas dan kuantitas ibadah fisik yang terus kita perbaiki, tak ada salahnya kita juga menengok dan terus memperbaiki kualitas hubungan batin kita denganNya. Kualitas cinta kita kepadaNya. Cinta seperti apa yang layak kita persembahkan padaNya?
Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama
Comments
1 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

1 komentar: