Eps.228
Intro : lanjutan eps 227 kemarin.
Jalal pasang
muka melas, mewek. Sejauh saya nonton pilem yg ada peran raja nya,
Jalal itu raja yang paling gembeng. Meweeeeeekkk muluk. Bikin pengen
nge-puk puk *eehhhh..
Ja : "Aku tak akan mengambil posisi Wazir e
Aliya darimu. Aku juga tak akan membunuhmu. Tapi biar kukatakan padamu
bahwa hari ini, kau telah kehilangan anakmu. Anak yang selama ini paling
mempercayaimu setelah Tuhannya. Selama ini aku selalu berfikir kau
selalu membantuku karena kau adalah ibuku, tapi ternyata kau melakukan
itu untuk posisi dan kekuasaan. Kupikir kau ingin melihatku menjadi raja
karena aku adalah anakmu, tapi ternyata itu hanya untuk mengamankan
posisimu sebagai perdana menteri, kau ingin mengambil posisi ibuku
sebagai Ratu Tertinggi Mughal, Malika e Azm. Seorang ibu mencintai anak
dan menantunya, bukannya cemburu padanya. Kalo yang kayak gitu itu haji
muhidin, sinetron indonesia, bukan sinetron india!!. Apa kau mau ikut
main di sinetron itu juga?? Hari ini kau sudah membuktikan dirimu
ternyata memang hanya layak menjadi seorang jongos, bukan ibuku. Besok
kalo kantin istana buka lowongan kau daftar saja. Trimakasih telah
memisahkan aku dari orang yang kucintai. Trimakasih telah menjauhkan aku
dari kebahagiaan terbesar dalam hidupku."
Jalal pergi.
Meninggalkan Maham Anga yang terpaku berusaha mencerna kembali apa yang
sudah terjadi. Dia mengingat saat2 Jalal kecil, ketika dia
menyelamatkannya dari perang, dia yang mengasuhnya setiap waktu sejak
Jalal kecil hingga beberapa hari lalu. Tapi kini Jalal memutuskan semua
hubungan dengannya. Bahkan menyuruhnya daftar jadi pelayan kantin
istana. Kenapa ngga sekalian aja suruh jadi tukang jaga gudang beras.
Sementara itu, gosip menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru istana.
Semua orang terkejut dan menduga-duga hukuman apa yang akan diberikan
Jalal pada Maham Anga.
Jalal berdiri di depan timbangan besarnya.
Ruq datang menghampiri. Maksud hati mau minjemin bahu gitu lihat Jalal
sedih. Ato minimal minjemin kerudung buat ngelap ingusnya.
Ru : "Jalal, aku dengar berita tentang Maham Anga, apa benar..."
Ja : "Ya, semua yang kau dengar itu betul. Aku, dia, end!!! Aku
memutuskan semua hubungan pribadi dengan Maham Anga. Aku tak akan pernah
memanggilnya ibu lagi. Padahal sejak kecil aku membagi segala hal
padanya. Kupikir hubungan persusuan lebih kuat daripada hubungan darah.
Tapi kini dia mematahkan anggapan itu. Kenapa dia melakukan semua
kejahatan itu pada Ratu Jodha, kyu?? Ratu Jodha datang dalam hidupku dan
dia jadi ketakutan padanya, lalu melakukan semua kejahatan itu, kyu,
kyu?? Aku hancur Ruqaiya, aku merasa tak sanggup menghadapi ini semua."
Ru : "Jalal, tenanglah Jalal, sabaar, apa kau butuh bantuan buat elus2 dadamu?? Aku siap melakukannya... Maafkan aku Jalal..."
Ja : "Nggak, nggak usah, makasih. Tp buat apa kau minta maaf Ruqaiya..."
Ru : "Jalal, aku minta maaf, krn sebelum hari itu, aku juga sebenarnya
tau kalau Dilawaar Khan itu seorang Rajput yang menyamar..." (poor you
Ruq, Bego kok dipiara!! Ngapaaaain coba ngomong...iku jenenge ulo marani
gebuk!!)
Ja : (murka) "Appaaa kau bilang??"
Ru : (ketakutan
sangat) "Maafkan aku Jalal, tapi aku benar2 tidak tau kalau itu Sujamal.
Maham bilang dia adalah selingkuhannya Ratu Jodha dan dia ingin
menangkap basah mereka. Makanya aku mau berpihak padanya...."
Ja :
(melotot ngamuk, mendorong Ruq sekuat tenaga hingga terlempar dan jatuh
nubruk timbangan. *seng banteeerrr oom...) "Kkaaauuu!!!!"
Ru : (lari
ke arah Jalal, bersimpuh di kaki Jalal) "Maafkan aku Jalal, kumohon
maafkan aku...waktu itu aku sangat cemburu pada Ratu Jodha jadi aku
percaya begitu saja pada Maham Anga..."
Jalal membuang muka tak sudi menatapnya. Ratu Salima datang menghampiri mereka. Jalal berkata padanya.
Ja : "Lihatlah Ratu Salima. Aku bahkan tidak perlu musuh dari luar
untuk menghancurkan aku. Orang2 terdekatku sudah cukup untuk melakukan
itu. Bahkan kodok ini bisa bersekongkol dengan Maham untuk menghancurkan
aku... Apa karena aku seorang raja lalu aku tak bisa sakit hati??
Mengapa orang2 terdekatku tega melakukan ini?..."
Salima mencoba
menasehatinya untuk tetap kuat dan tegar menghadapi semua itu, karena
dia adalah Syehensyah. Tempat bergantung seluruh rakyatnya. Jalal
berterimakasih sudah diingatkan, lalu pergi.
((Puas sekali melihat Jalal marah pada 2 publik enemi itu sekaligus, hagh hagh *nyengir mak lampir))
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Eps. 229
Best scene. Jalal with Rahim
Selain moment2 berdua Jalal-Jodha yg bikin bantalku abis tak krokoti,
best moment itu adalah juga pas lihat Jalal berinteraksi dg Rahim.
Pemeran Rahim nya nggemesin bgt. Dan krn Jalal selalu lumeerr di depan
Rahim, bikin yg nonton juga jadi lumeeerrrr,,,,macem brownies amanda
tuuu...lumer dilidah..
Bahkan sejak masih jahat, Jalal selalu berubah jadi Arjuna saat berhadapan dg Rahim. *lopelope
Siang itu, pasca penetapan hukuman untuk Maham Anga. (Fyi, hukumannya
Jalal membalas tepat seperti apa yang sudah dilakulan Maham padanya,
menjauhkannya dari kebahagiaannya, yaitu kekuasaan dan wewenangnya. Jadi
dia tetap menjadi Prime Minister tapi tidak punya kekuasaan apapun dan
tidak lagi berhak memberi pertimbangan pada raja).
Jalal sedang
berlatih pedang. Namun yang dibayangkannya adalah moment ketika adu
pedang dengan Jodha di Amer. Ketika matanya tertambat pada pohon tulsi,
dimana Jodha setiap hari melakukan puja, konsentrasinya buyar sampai ia
terluka.
((Setelah kuperhatikan dengan seksama dalam waktu yang
sesingkat2nya, yg dibilang pohon tulsi itu jebul kemangi!! Lah Jalal
liat pohon tulsi inget jodha, aku liatnya tetiba inget bebek goreng pak
slamet!!!))
Jalal mendekati pohon tulsi. Membaca mantra seperti
yang diingatnya dibaca Jodha saat melakukan puja. Tiba2 Rahim datang,
berdiri di sebelahnya, melanjutkan bait2 yang Jalal lupa. Setelah
selesai Jalal berlutut di depan Rahim.
Ja : "Hai Kahn I Kahna"
(Panglima Tertinggi -red. Sejak Rahim masih kecil Jalal bahkan sudah
memanggilnya dengan panggilan hebat itu. Mau niru sih, tapi sejauh ini
Ilyas kalo ditanya mau jadi apa jawabannya jadi sopir truk pasir, gek
mosok aku manggil dia "Hei sopir truk pasir...", astaghfirullaah....*kok
malah curhat),
Ja : "Bagaimana kau bisa tau mantranya?"
Ra : "Choti Amijaan (Ibu junior) yang mengajariku".
Jalal tersenyum sayang, lalu menggendong Rahim dan mendudukkannya di
sebelahnya *issh melting brownies manaa browniees... (melting opo laper)
Ja : "Oyaa?? Apalagi yang diajarkannya padamu?"
Ra : "Choti Amijaan bercerita padaku tentang Ramayana, Mahabharet,
Tentang Arjuna, Bheema, Abhimanyu, dan aku mengajarinya Al Quran. Dia
juga mengajariku Geeta. Dia tak pernah bercerita padamu??"
Ja :
"hhmmm, pernah sih, tapi dia bercerita padaku hanya kisah2 tentang
doraemon, kogoro mori, sama kadang2 ttg satria baja hitam...., terakhir
kali dia bercerita tentang Rafi dan Gigi. Hhmm apalagi yang
diajarkannya??"
Ra : "Katanya, kalau mau mengerjakan sesuatu
harus berkonsentrasi, mengerjakan dg sungguh2 dan tak perlu takut.
Karena segala kebaikan selalu layak untuk diperjuangkan, dan kita akan
mendapat balasan sesuai dengan yang telah kita lakukan. Baiklah, nanti
kalau choti amijaan pulang aku akan memintanya bercerita juga padamu,
aku selalu berdoa semoga dia cepat kembali..."
Ja : "Amiiin, semoga doamu segera terkabul..."
Rahim meninggalkan Jalal dengan seonggok rindu pada Jodha. Bertanya-tanya kapankah ia akan kembali bersamanya.
Home
»
cerita jodha akbar
»
jodha akbar serial
»
sinopsis jodha akbar
» Cerita Jodha Akbar : Episode 228-229 (Posisi Wazir E Aliya dimakzulkan)
Senin, 22 Desember 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar