Rabu, 05 Agustus 2015

Apakah Presiden Saya Benar-Benar Gila?

29 Juni 2015

Dimana-mana berita heboh tentang masuknya 10 juta imigran dari China ke Indonesia.

Kemarin saya berfikir, ada ya presiden yang cukup gila sengaja buat kebijakan legal untuk memperjualbelikan tanahnya kepada asing? Ternyata jawabannya, ngak gila-gila banget lah. Tidak segila kepala negara yang bikin program buat jual-jualin tanah negaranya.

Sekarang muncul lagi pertanyaan, ada ya presiden yang cukup gila membuat kebijakan legal untuk mendatangkan 10 juta orang kelas pekerja dari negara lain ke negaranya? Di saat jutaan rakyatnya masih membutuhkan pekerjaan, sungguh tidak bisa diterima dengan akal sehat kalau ada kepala negara yang berbuat seperti itu.

Kenapa sih saya capek-capek ngurusin semua itu? Apa sekarang saya sudah jadi Jokowers? Hhmm, kasihannya saya, bicara agama dituduh liberalis. Bicara politik dianggap antek pemerintah. Atau jangan-jangan memang secara tidak sadar saya sudah begitu?? Entahlah. Yang jelas, saya butuh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya. Kepingin bener saya tahu sudah di level mana saya harus menerima diri menjadi bagian dari warga negara pecundang. Lha iya. Kalo ada negara yang memperjualbelikan tanahnya untuk asing SECARA LEGAL, dan mendatangkan 10 juta pekerja imigran SECARA LEGAL, itu sungguh negara konyol yang memalukan.

Mumpung lagi batuk ngukluk nggak bisa tidur, mulailah saya menyusuri semua sumber berita itu. Berbekal pesan status kawan saya untuk membaca teks dengan obyektif begitu pula yang saya lakukan. Keyword demi keyword saya susuri. Semua keyword tentang 10 juta imigran china masuk ke indonesia (dengan dibolak-balik dan ditambah-kurangi) hanya mengantarkan saya ke berita-berita yang sama dan mendukung premis itu.

Tidak puas tentu saja. Saya belum bertemu dokumen resmi yang bisa ditelaah secara obyektif. Media jaman sekarang mana ada yang bisa dipercaya. Lebih banyak yang dipelintir daripada yang tidak. Saya yakin itu.

Okay, saya akan berfikir out of the box. Mencari berita dengan sumber luar negeri. Lalu saya terjemahkan secara textbook isu 10 juta warga china masuk ke indonesia. Nihil. Masih tetap dihantarkan ke ratusan berita yang sama.

Berfikir lagi. Apakah ini semacam proram pertukaran pelajar dengan obyek yang berbeda? Hmm, baiklah, kita pakai keyword "people exchange". Dari macam-macam berita ada satu berita menarik.

U.S.-China People-to-People Exchange | Embassy of the ...
beijing.usembassy-china.org.cn/cpe.html
Terjemahkan laman ini
2013 U.S.-China Consultation on People-to-People Exchange · 2012 U.S.-China Consultation on People-to-People Exchange · 2011 U.S.-China Consultation ...

Ehh, US-China people to people exchange?? Hahh laman resmi kedutaan?? Kok gila, mau-maunya Amerika nukerin orangnya sama orang China, pikir saya. Apa ini yang sedang dilakukan presiden saya?? Keep dulu deh artikelnya. Saya entri keyword lain. Indonesia-China people to people exchange.

Taraaaa... saya diantar ke laman resmi kementrian luar negeri China dengan judul laman "Joint Statement on Strengthening Comprehensive Strategic Partnership between the People's Republic of China and The Republic of Indonesia" (http://www.fmprc.gov.cn/…/wjdt_6…/2649_665393/t1249201.shtml) dan dengan sedikit usaha lagi, saya berhasil menemukan final draft nya.

Baiklah kita menghadapi berhalaman-halaman tulisan bahasa inggris yan bikin gigi ngilu. Better saya sahur dulu. Satu hal yang pasti, kalau Amerika sudah melakukannya, itu artinya sesuatu itu seharusnya tidak terlalu memalukan di kancah dunia internasional ya kan ya. Yo paling ora ono koncone ngono lho rekk. Kan ora isin-isin banget no lho.

Lanjut...

Hmmm...
Tabayyun itu berat sodara-sodara...
Menurut saya, masih mending kita nge-shara opini daripada nge-share berita dari dump sites di internet. Kenapa? Kalau opini kan jelas siapa sumbernya. Kita bertanggungjawab secara pribadi atas apa yang kita ucapkan. Tapi kalau nge-share berita itu ibarat orang lempar tai sembunyi tangan, parahnya lagi abis itu lupa. padahal gara-gara klik nya itu kebencian ditebar dimana-mana.

Baiklah, menyambung penelusuran saya dengan sumber data alakadarnya tentang masuknya 10 juta warga China pekerja kasar ke indonesia.

Sampe kiyer-kiyer mata keluar masuk berbagai website, ndak ketemu juga itu dokumen resmi apa kek, notulen rapat kek, naskah pidato kek, yang menyebut angka dan isu itu. Final draft kerjasama RI-Tiongkok yg saya download secara garis besar hanya memuat 8 nota kesepahaman antara 2 kepala negara tentang bidang-bidang yang akan dikerjasamakan.

Sampe video kuliah umumnya wakil perdana mentri China di UI yang sejam itu pun saya pelototi. Kok ya nggak ada yang nyinggung2 masalah tukar menukar manusia sebanyak 10 juta ini. Puluhan video jokowi ngomong dari mulai pidato internasional sampe omongan sambil jalan dikejar-kejar wartawan, ndak satupuuun yang nyinggung-nyinggung masalah ini. Tolong kalau ada yang punya data saya dengan senang hati ditunjukkan ya.

Tapi tak ada asap kalau tak ada api. Saya yakin, sekecil apapun api itu pasti ada. Entah dari mana isu ini berhembus pasti ada awalnya.

Lalu terdamparlah saya di tulisan Mbak Nanik S Deyang. Ohh jadi dari sini asal muasal berita ini berkembang. Disitu saya merasa mletrek alias down alias mlempem. Siapalah saya, Nanik S Deyang tentu ribuan kali lebih tau keadaan dibanding saya. Hiks.

Hanya saja, berhubung tulisan Mbak Nanik ini sifatnya opini, tanpa data, tentu saya juga boleh dong ya masuk sekedar memberi opini abal-abal berdasar opininya mbak Nanik. Hehe.

Jadi kata Mbak Nanik (http://jakartagreater.com/setelah-digelontor-investor-50-0…/), "Saya dapat kabar dari seorang pejabat, bahwa saat ini untuk beberapa PROYEK LISTRIK dan lain-lainnya akan masuk 50.000 orang tenaga dari China (karena proyek itu investasi dari China) di MEDAN (Sumut), kemudian dalam waktu yg bersamaan juga ada tenaga yg akan masuk dari China sebanyak 4800 utk proyek power plant di Bali…..eh di wall orang sy dibilang Bombastis lah, gak masuk akal-lah... "

Catat ya:
‪#‎kabar‬ dari fulan bin fulanah
#50.000 orang, bukan 10.000.000
‪#‎AKAN‬ bukan sudah

Huuaaahhh, pantesaaann saya nyari di yutub video "10million chinese workers arrived at Medan" kok gak nemu. Padahal bayangan saya bisa lihat segerombolan turun dari kapal kayak pengungsi rohingnya gitu.

Oya, mbak nanik juga nyebut-nyebut tentang Turn Key Project. Disitu rupanya kuncinya. Turn key project itu, boso prancisnya "proyek borongan". Namanya borongan kan ya sekaligus sama tenaga kerjanya toh? Lha kalo pemborongnya orang china, tenakernya berarti orang china juga toh? Lha kalo jokowi punya sederet proyek ambisius sama china, gak cuma 50ribu, jutaan tenaker bakal membanjiri indonesia. Begitu kira2 logikanya Mbak Nanik.

Masuk akal tidak? Masuk akal kan ya. Tapi ingat, ini OPINI, bukan FAKTA. Jangan dipelintir seolah-olah itu fakta yang pasti terjadi!

Cuma angka 10 juta itu muncul dan terus muncul. Asalnya darimana?? Mbak Nanik gak nyebut-nyebut 10 juta. Pasti ada percik apinya juga. Pertanyaan ini gak kalah ruwetnya dicari jawabannya. Tapi ketemu juga akhirnya.

Disini ketemunya:

http://news.liputan6.com/…/diskusi-fpci-target-turis-tiongk…

"Untuk mendongkrak pariwisata, Pemerintah Indonesia akan membebaskan visa bagi turis dari 45 negara, termasuk China. Bahkan, Presiden Joko Widodo secara khusus menargetkan ada 10 juta PENGUNJUNG alias WISATAWAN dari Tiongkok datang ke Tanah Air tiap tahunnya..."

Ini satu-satunya berita yang memuat Jokowi pernah menyebut angka 10 juta, kapan dan dimana nya dengan jelas.

Sudah ya. Silahkan disimpulkan sendiri. Dari sini sudah jelas darimana carut marut berita itu berasal.

Sekarang kita kembali ke tulisannya Mbak Nanik. Selain membahas tentang Turn Key Project, beliau menyebut-nyebut juga tentang proyek listrik di Medan sebagai sumber masuknya 50.000 bakal calon pekerja migran bermata sipit ini.

Kebetulan, sekali saya juga terdampar di site ini.

http://finansial.bisnis.com/…/ini-21-perjanjian-kerja-sama-…

Disitu disebutkan tentang 21 perjanjian kerja sama antara perusahaan-perusahaan serta pemerintah daerah di Indonesia dan China yang ditandatangani di hadapan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, *catet ya SBY dan Presiden RRT Xi Jinping pada Kamis (3/10/2013) dalam acara Business Luncheon.

Point ke-7 menyebutkan tentang:

Perjanjian kemitraan strategis dalam pengembangan dan PENYEDIAAN LISTRIK UNTUK KAWASAN INDUSTRI MEDAN, Sumatera Utara, sebesar 2 x 150 MW. Total nilai investasi yang ditandatangani PT. PLN (Persero) dan PT. Kawasan Industri Medan (Persero) dengan PT. Mabar Elektrindo dari China tersebut mencapai US$500 juta. Keseluruhan investasi datang dari China dalam bentuk dolar AS.

Apa artinya?? Silahkan imajinasikan sendiri. Karena Mbak Nanik tidak menyebutkan proyek apa, siapa yang bicara, saya pun bebas berimajinasi toh??

-----------------------------------------------


KESIMPULAN

(Kesimpulan ini bersifat : opini pribadi, bisa banget salah. Daku mah apa tuh... frown emotikon )

1. Saya tidak percaya ada perjanjian semacam IMPOR 10 JUTA PEKERJA CHINA diteken oleh kepala negara saya. Kalo iya, itu bodoh dan memalukan sekali.

2. Tapi saya percaya masuknya tenaga kerja asing kelas pekerja kasar secara besar-besaran (bukan hanya China, india punya kans yang sama besar) melalui proyek-proyek konstruksi yang menggunakan skema TURN KEY PROJECT bisa saja terjadi.

3. Apakah ini terjadi baru sejak era Jokowi?? Tidak. Apakah kalau presidennya bukan Jokowi bisa tidak terjadi? Bisa kalau presiden itu seberani Ahmad Dinejad, berani diembargo, berani mengembangkan nuklir sendiri, lalu keluar dari seluruh keanggotaan perdagangan bebas yang sudah ditandatangani dari jaman jebat.

4. Indonesia sudah meratifikasi perjanjian ACFTA (Asean-China Free Trade Assosiation) sejak tahun 2004 (Keppres no 4, November 2004) saat pemerintahan dipegang oleh Bu Mega *catet ya, bu Mega. Dan Mulai resmi dijalankan pada tahun 2010 saat masa pemerintahan SBY.

5. Berhubung sudah diratifikasi, China sebagai negara yang memiliki kepentingan paling besar akan terus menerus mendesak negara-negara ASEAN anggota ACFTA untuk mengimplementasikannya. Dari dulu, sudah sama kita tahu jika perjanjian perdagangan bebas selalu menempatkan negara maju jauh lebih memperoleh banyak keuntungan dari negara yang kalah maju. Tapi negara yang tidak mau menandatangani kesepakatan perdagangan bebas pasti akan selalu didesak dan digencet-gencet, dipaksa untuk meratifikasi.

6. Bukan hanya barang yang akan banjir bandang masuk ke Indonesia, tapi juga jasa dan tenaga kerja. Semua akan meringsek masuk, bukan hanya ke Indonesia tapi ke semua negara yang lemah pondasi produksi dalam negerinya.

SELAMAT DATANG DI DUNIA BARU NEO-LIBERALISME!

JADI APAKAH PRESIDEN SAYA BENAR-BENAR GILA? Sulit menjawabnya. Saya takut disomasi. Hehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar