DAFTAR ISI :
Beranda
N-J-A-P-A
Sinopsis Jodha Akbar
Tulisan Bebas
Eps. 236
Beberapa orang mewakili umat Hindu menemui Kaisar
untuk berterimakasih atas banyak kebijakan baru yang menempatkan umat
Hindu sederajat dengan umat Muslim sebagai warga Kerajaan Mughal. Mereka
membawa hadiah berupa Mushaf Al-Qur'an untuk Jalal. Sambil menerima
mushaf itu, Jalal berharap dan berdoa semoga Jodha segera kembali ke
Agra.
Ruqaiya memanggil Jalal ke kamarnya. Jalal datang.
Ja : "Kau memanggilku Ruqaiya"
Ruq : "Ya, aku ingin mengucapkan selamat padamu. Rakyat bangga dan
makin mencintaimu atas kebijakan2 yg kau ambil. Aku bangga padamu Jalal"
((tangannyaaa mulai kemana-mana *jenggung ruqaiya!!))
Ja : "Syukriyya Ruqaiya. Tapi sebetulnya ini semua berkat Ratu Jodha."
Ruq : (kaget)
Ja : "Waktu aku dan Ratu Jodha berziarah ke Baba Salim Chisti, kami
dalam penyamaran sebagai orang Hindu. Dan saat itu aku sudah tahu kalau
banyak orang Hindu tidak bisa pergi berziarah krn tidak sanggup membayar
yatra. Tapi waktu berlalu dan aku jadi lupa masalah itu."
(Ruq mengalihkan perhatian Jalal, daripada mati kering dengerin cerita ttg Jodha)
Ruq : "Jalal, sudah lama sekali kita tak pernah bersama-sama lagi. Mari kita main catur", Ruq mencoba membujuk Jalal.
Ja : (hopeless, nampak ogah banget gitu, wkwk ) "Maafkan aku Ruqaiya,
tapi aku benar-benar sibuk saat ini. Banyak yg harus kukerjakan. Aku
pamit dulu ya"
Ruq : (sedih, merajuk) "Kau sungguh tak adil Jalal.
Aku ini juga istrimu, katamu aku ini sahabat terbaikmu. Aku merindukanmu
tapi kau tak pernah mempedulikanku. Kau pikir aku ini herbarium??
Setelah kau petik dari pohon lalu kau awetkan aku hingga mengering trus
bisa kau pajang di tembok.. Jahat sekali kau Jalal. Bahkan pohon kemangi
nya Ratu Jodha kau datangi dan sirami tiap hari. Apa aku ini sudah
lebih tidak berharga daripada pohon kemangi?? Setidaknya penjaga wc
masih kau datangi tiap pagi. Lha aku?? Huwaaaaa...katakan padaku Jalal, kau anggap aku ini apa sebenarnya ha?..."
Ruq tak henti2nya mengomel.
Ja : "Basshh Ruqaiya! Kalo kau masih mau ngomel, ijinkan ambil jas
hujan sebelum aku teles kebes disini. Baiklah kita main catur, tapi
hanya 1x permainan, oke?"
Ruq : (muka berseri seri) "Baiklah, trimakasih Jalal".
Jalal dan Ruq sedang bermain catur. Ruq berusaha mengambil hati Jalal
dengan memujinya dan bercerita apa saja. ((Gak ngepek mbak wong hatinya
Jalal ketinggalan di Amer. Kalo mau ambil aja ampelanya)).
Tiba2 seorang pelayan masuk mengabarkan ada seorang pembawa pesan datang. Merasa diganggu Ruq lanngsung melotot murka.
Ruq : "Diam! Apa kau tak lihat Kaisar sedang istirahat. Suruh saja kembali lagi nanti!!"
Ja : "Ruqaiya, plis deh, kau ini macan apa kodok sih, galak bener!! (Bertanya pada pengawal) Pembawa pesan dari mana?"
Peng : "Dari Amer Syahensyah?"
Ja : "Apa? Dari Amer? (Langsung berseri-seri) Pasti ada sesuatu yang penting."
Ruq : "Jalaaal, tapi Jalal kau sudah berjanji..."
Ja : "ssst, tunggu sebentar" (Lalu ngibrit keluar menemui pembawa pesan)
Ruq : (panik, suuebbeelll poolll) "Amer amer amer meneeehhh.... Amer terus!!!!"
Setelah menerima surat, Jalal ngibrit lagi masuk. Dengan agak pekewuh
dan malu2 dia minta tolong Ruq membacakan surat untuknya. ((Wkwk, oon
tenan kaisar kok buta hurup)).
Ruqaiya sebel. Aslinya males tingkat dewa. Udah feeling so bad soalnya.
Ruq : "Aku mau membacakannya tapi kau harus berjanji main 2x permainan nanti"
Ja : (ga sabar bgt) "Iya iya, oke oke, apapun yang kau mau. Baca, bacakan dulu..."
Ruq : (membuka gulungan surat) "Yth. Yang Mulia Kaisar, dengan bahagia
aku ingin memberitahukan pada anda, bahwa Jodha sudah memutuskan untuk
kembali ke Agra..." (Ruq, berhenti membaca, shock, jengkel)
Ja :
(aslinya pengen sorak2 lompat2, joget2, jejingkrakan, tapi malu sama
Ruq) "Kyu?? Jodha begum...teruskan Ruq kumohon teruskan..."
Ruq : "Jalal, kau sudah berjanji padaku bahwa kita akan..."
Ja : (memotong kalimat ruq) "Ya ya ya, itu gampang nanti, ayo ayo teruskan dulu"
Ruq : "Jika engkau membaca surat ini, Ratu Jodha sudah berada di
perjalanan, mungkin 3hari lagi dia akan sampai di Agra. Semoga engkau
bahagia mendengarnya. Salam. Raja Bharmal"
Ja : (sudah tak bisa lagi
menutupi kebahagiaan) "Ruqaiya, trimakasih sudah membacakan surat
terindah dalam hidupku...trimakasih Ruqaiya aku harus pergi sekarang,
aku harus mempersiapkan penyambutan kepulangan Ratu Jodha..."
Ruq : "Tapi Jalal, bagaimana denganku...kau janji akan bermain denganku..."
Ja : "Ruq, aku akan main denganmu, tapi tidak sekarang. Nah kamu,
sementara, main sendiri dulu disini ya. Nanti aku ambilkan ember sama
air, kamu main kapal2an dulu sendiri disini ya. Oke?? Sip. Kutinggal
dulu ya."
Lalu jalal ngibrit kabur. Tinggal lah Ruqaiya ndeprok di lantai nangis sesenggukan, sambil nguwel uwel ujung baju.
Ruq : "Jalaaaaallll,....huwaaaa..."
((*Sodorin lap ingus))
Sementara itu, Jalal tergesa-gesa menuju kamar ibunya. Sambil berteriak-teriak kegirangan memanggil-manggil ibunya.
Ja : "Amijaaan, amijaaan...amijaaan"
Hamida sedang bersama Salima.
Ibu : "Ada apa Jalal? Kau bahagia sekali..."
Ja : "Amijaan, Jodha Begum, putrimu akan kembali. Saat ini dia sudah di tengah perjalanan dari Amer menuju Agra."
Ibu : "Apa aku bermimpi?? Ya Allah, terimakasih sudah membawa Jodha kembali..."
Ja : "Amijaan aku ingin mengadakan penyambutan yang sangat meriah."
Ibu : "Tentu, tentu Jalal. Kita tak boleh kalah dengan Anang-Ashanti.
Akan diadakan pesta kembang 7rupa 7hari 7malam. Dan disiarkan live di
semua setasiun kereta api"
Ja : "Ibu jangan lebay deh... itu pesta
penyambutan ato pasar malem... oya Ratu Salima, bisakah aku minta tolong
padamu untuk merapikan dan menghias kamar Ratu Jodha?"
Sa : "Oh ya, dengan senang hati Yang Mulia."
Lalu Jalal meninggalkan ibunya dan Salima, melanjutkan memberitahukan
kabar ini pada semua orang. Ia menemui Atgah, Todarmal, Maansingh. Ada
Maham disitu, tapi Jalal bahkan melihatnya pun tidak. Hihi rasain!!
Jalal menyuruh Atgah Shah mempersiapkan acara penyambutan yang meriah.
Ja : "Atgah Shah, aku ingin penyambutan yang sangat meriah. Pastikan semua artis ibukota datang"
At : "Tentu Yang Mulia. Tapi setau saya artis ibukota stok kosong Yang
Mulia. Kemarin saya lihat mereka ikut rombongan piknik walisongo"
Ja : "Siapa yang tersisa Atgah?"
At : "Kayaknya tinggal Budi Anduk sama Soimah Yang Mulia"
Ja : "Kyu?? Tinggal itu? Tak usahlah Atgah, aku sedang tak punya tetes
mata dan kuping. Tak usah pake artis ibukota nanti kalian saja jadi
paduan suara. Biar Maham Anga jadi dirigen nya."
At : "whatever you said Syahensyah, saya manut...kalo harus jadi badut pun saya siaapp"
Ja : "Kamu harus mendapat award 'the most loyal botak man' Atgah".
Ja : "Maan Singh, kau jemput bibimu. Harusnya rombongan dari Amer sudah
sampai di Brebes sekarang. Mereka pasti lelah menempuh perjalanan
panjang. Buatkan tenda yang nyaman untuk bibimu dan rombongan bermalam."
Maan : "Ji Syahensyah" ((emang agra sebelah mananya brebes??))
Ja : "Todar, aku ingin kau mengatur ritual2 acara seperti ini
berdasarkan adat Hindu karena aku tidak terlalu mengerti. Kurasa kita
perlu juga melakukan upacara peletakan Patung Kahna di mandir di dalam
kamar Ratu Jodha. Tolong pastikan semua terpenuhi ya"
To : "Ji Syahensyah"
Tiba-tiba seisi istana hiruk pikuk mempersiapkan pesta penyambutan Ratu
Jodha. Jalal mondar-mandir kesana kemari memastikan segala sesuatunya.
Semua orang terheran-heran melihat Jalal. Apa gerangan yang membuatnya
bersikap seperti itu. Semenjak kepergian Ratu Jodha mereka tak pernah
lagi melihat air muka yang cerah di wajah rajanya. Kini Sang Kaisar
bagaikan hidup kembali. Dia berbicara dengan penuh semangat dan selalu
berseri-seri. Aiiihhh senangnyaaa si akaaang...ketularan hepi guwe
jadinya deh ah.
~
~
~
Eps. 237
Mau nulisnya udah ngekek dulu aja liat kelakuan Jalal. Mondar mandir sambil senyam senyum dewe kayak ayam mo bertelor. Wkwkwk.
Kata Jalal, "Ratu Jodha aku tak bisa melakukan hal lain selain menunggumu
tiba disini. Satu2nya yang kuinginkan adalah bertemu denganmu. Tanpamu
semenit terasa setahun" (haiiyyahh kalo aku sih, baru ketemu kemaren kok
udah harus ketemu lagi kapan sih kita ga ketemu lagi *ngomong sama
struk angsuran)
Seorang prajurit menemui Jalal. Melaporkan bahwa
semalam Ratu Jodha sudah sampai Depok. Lagi istirahat di Parung Bingung.
Jalal senang sekali mendengarnya. Dilepasnya 1 kalungnya diberikan pada
prajurit yg membawa kabar. ((Kasih aja semua biar ga kayak dukun gitu))
Ruq melihat Jalal senyam-senyum sambil mondar mandir tiada henti. Sedih
dia. Katanya "Dia yang pergi meninggalkanmu kau tunggu2 seperti itu,
aku yang selalu disisimu sejak kita kecil kau acuhkan..., malah mbok kon
dolanan kapal2an ki pie karepmu..." ((eleeuuhh 😑😑))
Ruq mendekati Jalal.
Ruq : "Apa yang kau lakukan disini Jalal?"
Ja : (tanpa melihat Ruq) "Aku sedang menunggu Ratu Jodha"
Ruq : (sedih, jengkel, ya iyalah suami segitu cintanya ama istri
mudanya, menurut loohh) "Aku tau kau bahagia sekali Ratu Jodha akan
kembali, aku juga begitu ((awas kalo boong udelmu bodong lo mbak)). Tapi
apa dengan kau bersikap seperti ini Ratu Jodha akan tiba lebih cepat?"
Ja : (benar2 tak peduli) "Kau benar. Tapi aku benar2 tak bisa
mengendalikan perasaanku. Aku hanya ingin segera bertemu dengannya. Aku
benar2 tak ingin melakukan apapun selain itu, bahkan aku tak ingin
tidur"
((dan tak adakah yang bilang padamu sudah 3hari kamu nggak
ganti baju?? Gak mandi juga ya bang?? Kesian pula Ruq itu...puk puk,
udah sono mbak main kapal2an lagi aja))
Seorang prajurit datang
lagi, menginformasikan Ratu Jodha sudah tiba di Purwokerto. Sudah
semakin dekat. Yoohoo Jalal girang beneerr, langsung dilepas cincinnya
dikasiin ke prajurit yg membawa kabar. ((Ini sebenernya Jodha mau kemana
sih?? *bingung dewe))
Ruq : (pasrah melihat suaminya sudah
setengah gila) "Baiklah, aku akan bergabung dengan yang lain
mempersiapkan segala sesuatunya."
Ja : "syukriyya Ruqaiya kau mau melakukan itu"
Ruq : "Aku bahagia kalau kau bahagia Jalal", lalu pamit meninggalkan Jalal.
((*sodorin penggaris, buat ngukur panjang udel))
Dalam hati Ruq berkata 'aku sebenernya ngga sudi melakukan ini semua,
tapi kmrn kau sudah lempar aku sampe nabrak timbangan, aku agak ngeri
kau apakan lagi aku kalo aku menunjukkan ketidaksukaanku pada Ratu Jodha
lagi. ((tumbenan pinter))
Ruq menemui para pelayan. Wah tiba2
aja dia ikut2an sibuk mengatur ini itu. Maham datang dengan terheran
heran melihat tingkah Ruq.
Ma : "Nampaknya kau sudah jadi sakit jiwa
ya? Karena Jalal memperlakukan Jodha dengan semua ini sepertinya kau
jadi lupa ingatan sekarang"
Ruq : "Mungkin musuh2ku yang sakit jiwa"
Ma : "Kau sudah gila, buat apa kau lakukan ini semua untuk orang yang akan memisahkanmu dari Jalal?"
Ruq : "Aku sudah bilang padamu, tak ada yang bisa memisahkan aku dari
Jalal. Tapi aku juga tak bisa memusuhi Ratu Jodha. Jadi sekarang aku
akan menjadi temannya. Supaya aku tetap bisa dekat dengan Jalal sambil
mencari cara memisahkan mereka"
Ma : "Haa, nampaknya kau mulai ketakutan Ruqaiya..."
Ruq : (senyum sinis) "Aku tidak takut. Ini yang namanya cerdas!! Orang
harus bergerak searah angin, bukan menentang angin, karena bisa hancur,
sepertimu"
((Tsaaaahhhh, berdasarkan trek rekord, ente yang pabrik dodol garut mbak, bukan maham, kuuemakine puooll!!! Dasar kodok.))
Rombongan Jodha tiba di tenda yang sudah disiapkan Maan Singh. Jodha terkejut disambut keponakannya disitu.
Jo : "Maan, apa yang kau lakukan disini? Mengapa kita harus menginap
disini? Bukankah kita sudah dekat?" ((Eleeeuuhh ga sabar ni yeee))
Maan : "Iya tante Yang Mulia menyuruhku menyambutmu disini. Dia
memintamu beristirahat dulu disini malam ini supaya tidak terlalu lelah.
Karena besok ada pesta besar untuk menyambutmu. Aku akan mengawal bibi
dan paman2 semua sampai ke Agra."
Jo : "Bagaimana keadaan Yang Mulia?"
Maan : "Selama bibi tak ada di Agra Yang Mulia selalu murung. Dia
selalu pasang muka sedih. Bikin semua istrinya mau meluk gitu bi. Tapi
Yang Mulia gak mau tuh dipeluk siapapun. Mungkin cuma mau nunggu dipeluk
bibi..."
((Eeeaaaa ini keponakan kok ganteng bener, pinter lagi bikin bibinya berbunga bunga *uwel2 Maan singh))
Jo : (blushing) "Apa Yang Mulia tak mengirim pesan apapun untukku?"
Maan : "Tak ada. Tampaknya terlalu banyak yang ingin dikatakan Yang
Mulia pada bibi, sehingga Yang Mulia ingin mengatakannya sendiri besok."
Jo : "Masih berapa lama lagi kita bisa sampai Agra, Maan?"
Maan : ((bilang sebulan lagi gitu biar bertunas dia wkwk)) "Besok siang kita pasti sudah tiba di Agra"
Jo : "Maan Singh aku ingin segera tiba di istana. Aku sudah bersalah
pada banyak orang karena pergi tanpa pamit. Aku ingin segera bertemu
Rahim, Ratu Salima, Ibu,..."
((Ya ampuun ni oraaang masiiiihh aja gengsiii iiihhhh))
Shehnaz yang ikut Jodha ke Agra nimbrung bicara.
She : (ketawa ketiwi ngledek) "Yang bener cuma itu, tak ingin ketemu Yang Mulia??"
Jodha tersipu2 malu. ((Dasar jodha gaya))
Di kamarnya Maham Anga sedang melamun. Resham menghampirinya sambil ngedumel.
Re : "Semua dekorasi di istana ini udah kayak Anang-Ashanti mau kawin aja. Pusing kepalaku kesana kemari kesrimpet pita"
Ma : (melotot menyuruhnya diam)
Adham Khan mendatangi mereka. Tak kalah gondok dengan ibunya.
Ad : "Jalal menyambut kedatangan Jodha dengan besar-besaran. Dia bahkan
menyuruh kita jadi paduan suara dan ibu jadi dirigen nya. Ibu sudah
berusaha melakukan berbagai cara untuk memisahkan mereka. Tapi tiapkali
ibu gagal mereka semakin dekat. Sekarang kita kalah dan harus tunduk
padanya."
Ma : "Ora sudi aku dadi dirigen, aku maunya jadi penari
latar!!! Ini bukan kekalahan kita Adham, tapi kekalahan Kesultanan
Mughal. Kemarin-kemarin kita membuat orang-orang Rajvanshi tunduk pada
kita. Tapi sekarang justru terbalik. Dan semua ini gara2 satu biji
wanita Rajvanshi sialan itu. Lihat saja, pertama Bharmal, lalu Maan
Singh, lalu Shivani dimaafkan, lalu Todarmal diangkat jadi menteri dan
kita tak bisa berbuat apa2. Kalau kita mau mengubah keadaan, kita harus
menghancurkan orang2 yang loyal pada Jalal. Atgah, Maan Singh, Todarmal,
Jodha, dan yang pertamakali harus kita atasi adalah si botak dari goa
hantu, Atgah Shah itu."
Sementara itu, Jalal masih saja berada
dalam euforia kebahagiaan menunggu kepulangan Jodha. Seorang prajurit
melapor lagi bahwa rombongan Ratu Jodha sudah tiba di tenda yang
disiapkan Maan Singh. Besok siang mereka akan sudah tiba disini. Jalal
terus tertawa bahagia. Semua pemberi kabar memperoleh hadiah. Ada yang
payung, panci, sampe kerajinan khas agra, kemoceng kumis jalal. Jadi
tiap abis dicukur tu dikumpulin klo udah cukup banyak buat bikin
kemoceng. *dibahaaaas....
Ratu Salima menghampirinya.
Sa :
"Yang Mulia, kukira begitu tau Ratu Jodha akan kembali, kau akan
memperoleh kedamaian kembali. Tapi nampaknya kau malah jadi ketotoran
kayak ayam mau bertelor gini."
Ja : "Itu benar Ratu Salima. Ini betul2 malam terpanjang dalam hidupku. Entah kapan Ratu Jodha akan tiba disini."
Sa : "Tinggal malam ini saja Yang Mulia. Besok sinar wajahnya sudah
akan menyinari seluruh Agra lagi" ((siih, ini jodha apa lampu pilip
jane))
Ja : "Ratu Salima aku mau tanya kau sebagai seorang wanita.
Menurutmu, besok aku harus ngomong apa sama Ratu Jodha, aku musti
gimana?"
Sa : "Aneh sekali kau ini Yang Mulia, seorang raja dan
ksatria hebat sepertimu, yang semua musuh takut kepadamu, tapi kau
begitu takut menghadapi istrimu.."
Ja : "Ya Ratu Salima. Buat aku
perang terbesar dalam hidupku adalah memenangkan hati Ratu Jodha.
((kyaaaaaaaaaaaa lumeerrrrrrrrr)) Dalam hal cinta aku ini bodoh sekali
Ratu Salima. Jadi apa yang harus kukatakan besok?"
Sa : "Tanya saja apa 1 purnama di amer tidak sama dengan 1 purnama di agra?"
Ja : "Yah Ratu Salima itu sih terlalu mainstream..."
Sa : "Kalau begitu tak usah bilang apa2 Yang Mulia. Tenang saja, cinta
punya bahasanya sendiri. Ketika kau bertemu dengan cintamu, tanpa perlu
berkata apa2, kau sudah mendengar dan berbicara dengannya. Begitu juga
Ratu Jodha akan merasakan hal yang sama"
((Jangan percaya!! Itu
sungguh nasehat yang absurd!! Cinta ato tidak kau harus saling berbicara
dengan mulut. Kalau diam saja berarti lagi ngempet kebelet ke wc.))
Sementara itu, baik Jodha maupun Jalal sama2 tak dapat memejamkan mata
barang sebentar. Angin malam dan sinar rembulan dengan senang hati
menggantikan peran provider untuk menyampaikan whatsapp. Gratis dan
bebas pulsa.
Kata hati jodha : "Kapan malam ini berakhir, kapan
aku sampai di Agra. Kau mengirim Maan untuk menyambutku. Aku tau pasti
kau tak akan bisa tidur sebelum aku tiba di Agra" ((centang 2 biru
*senyum))
Kata hati Jalal : "Aku tak akan bisa tidur sebelum melihatmu. Kapan kau tiba disini..." ((centang 2 hitam *cemberut))
Kata hati Jodha : "Kau sudah berkali-kali minta maaf tapi aku tetap
keras kepala. Aku bahkan tak mau bicara denganmu. Tapi kini semua akan
baik2 saja. Aku akan kembali disisimu". ((Centang 1 *ngedumel omelin
provider))
Kata hati Jalal : "Aku baru akan merasa tenang setelah kau ada disampingku" ((jam pasir *banting hape))
Tiba saat pagi datang. Pagi yang ditunggu-tunggu Jalal setelah
malam-malam panjangnya. Kerinduan pada istri tercinta yang menyiksanya
akan segera terobati. Semua orang kini menyadari betapa pentingnya sosok
Ratu Hindu itu bagi Sang Kaisar. Para selir merasa kagum sekaligus iri
pada Jodha. Musuh-musuh dalam selimut mulai memperhitungkan Jodha
sebagai target penting untuk disingkirkan. Apa yang dilakukan Jalal
untuk Jodha adalah pertamakalinya sepanjang sejarah seorang Kaisar
Mughal.
Seisi istana bahkan rakyat jelata berkumpul di pintu
gerbang. Semua dekorasi dalam style rajvanshi menyemarakkan istana Agra.
Semua menunggu kedatangan Jodha. Lama sekali yang ditunggu tak
datang-datang. Harapan mereka hanya satu. Satu gelas es teh dan satu
piring mendoan anget.
Yaakkk, akhirnya, tandu yang membawa Ratu
Jodha memasuki gerbang istana bersama seluruh pengawalnya. Begitu keluar
dari tandu, Jodha terkejut dan terpana dengan segala prosesi
penyambutan ini. Tak terbayangkan sama sekali olehnya Jalal akan
melakukan semua ini untuknya.
Ratu Hamida, Ratu Salima, Shivani
menyambutnya di barisan terdepan. Rahim kecil berlari menyongsongnya.
"Choti Amijaan...", Jodha memeluknya. Ratu Salima melakukan semua ritual
Hindu untuk Jodha. Sampai detik itu, Jodha masih bertanya-tanya
dimanakah Jalal. Kenapa tak terlihat seujung kumis pun padahal dia sudah
tak sabar pengen menarik2nya. ((Hasyaahh...))
Setelah semua ritual dilaksanakan, Ratu Salima, Ibu, Shivani, dan
orang-orang di barisan terdepan, menepi. Tree reeeettttt....lalu
nampaklah sesosok ganteng lengkap dengan bulu kemoceng di bawah
hidungnya menatapnya dengan sejuta cinta dan senyum. Eeeaaaa....((lama
kaliiiiii pandang-pandangannyaaaa...panaaasss panaaasss, ini pagar betis
udah dari pagii tauukk, cepetan dikit napa))
Jalal berjalan
mendekati Jodha. Mengulurkan tangannya pada Jodha. Jodha
menyambutnya. Jalal menggandengnya masuk ke istana. Ada beberapa pasang
mata yang eneg sampe pengen muntah melihat semua pemandangan itu.
Termasuk sepasang mata indah milik Ruqaiya yang begitu terluka, dan
sakit hati melihat semua adegan itu. ((*sodorin panci. Buat bikin mi
rebus? Bukan, buat tutupin muka)) Lalu dia pun memilih melipir pergi
daripada lama2 gumoh disitu.
Jumat, 19 Desember 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
lucu banget mbak... jadi ketawa gara2 Jodha Akbar
BalasHapusHeitttzzz , bawa2 purnama ,nech JA mix AADC
Hapus