DAFTAR ISI :
Beranda
N-J-A-P-A
Sinopsis Jodha Akbar
Tulisan Bebas
Best scene eps. 178 (FunFanFiction)
Malam itu Moti sedang
mentritmen rambut Jodha, menyisir dan menguapinya. Jodha diam saja
sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Moti bertanya apa yang sedang
dipikirkannya.
Mo : "Apa yang sedang kau pikirkan Jodha..."
Jo : "Aku sedang memikirkan Yang Mulia Moti..."
Mo : "Oya?? Sejak kapan kau suka memikirkan tentangnya?
Jo : "Jangan mengejekku Moti, aku tidak sedang bercanda. Kali ini aku
serius. Makin lama aku makin bingung dengan Yang Mulia. Aku sulit
memahaminya".
Mo : "Apa yang tak kaupahami darinya?"
Jo : "Aku
tak mengerti bagaimana sebenarnya dia. Bagaimana pemikirannya. Orang
seperti apa dia itu. Misalnya dalam kasus Bhaksi Banoo. Aku tau Bhaksi
adalah adik tercintanya. Yang Mulia sangat menyayanginya. Tapi ketika
Yang Mulia tau Bhaksi bersekongkol memfitnahku, dia tetap menghukum
Bhaksi. Dia tidak pernah memihak siapapun. Bagaimana seseorang bisa
mengendalikan emosinya seperti itu. Ketika berhadapan dengan hukum, dia
tak mempedulikan apakah yang bersalah itu keluarganya atau bukan, orang
terdekatnya atau bukan."
Jalal tiba di depan kamar Jodha. Moti
melihatnya, tapi Jodha tidak, karena duduknya membelakangi pintu. Jodha
masih saja ngecuprus tentang kebaikan2 Jalal. Jalal memberi isyarat Moti
supaya diam saja. Jalal berdiri mendengarkan Jodha ngecuprus tentang
dirinya.
Mo : "Itu berarti Yang Mulia orang yang sangat adil Jodha..."
(Jalal mesam mesem)
Jo : "Iya Moti. Tapi ada yg bikin dia juga sangat menyebalkan. Kau tau
Moti kenapa aku mendorongnya waktu dia datang malam itu dalam keadaan
mabuk dan mau menciumku??"
Mo : "Apa Jodha?"
Jo : "Kumisnya
Motiiiii kumisnyaa...aku sebel sekali sama kumisnya. Rasanya pengen
kucopot trus kupake buat gantungan kunci Moti!!! Aku ngebayangin Yang
Mulia makan mi ayam dan saosnya nempel semua di kumisnya itu,,,,heck
pasti mukanya nggilani sekali"
Jalal shock, nyaris stroke!! Moti melotot menahan napas berjuang mati2an supaya tidak tertawa pun tidak kepentut!!.
Jo : "Tapi Moti, kini aku bahagia sekali krn Yang Mulia bisa memahami
maksudku dan mau memaafkan Bhaksi. Itu juga membuktikan bahwa sekali
lagi aku salah menilainya. Yang Mulia sebenarnya sangat baik, meskipun
kadangkala dia sangat mudah marah dan seringkali keras kepala. Ya Tuhan
dia itu sangat keras kepala Moti. Kau tau, waktu aku koma terkena racun
benazir, aku merasa seperti akan memasuki dunia lain. Tiba2 dia muncul,
memegang tanganku dan menghalangiku pergi."
Mo : "Benarkah itu Jodha?"
Jo : "Iya Moti, aku memintanya melepaskan tanganku tapi dia ngotot tak
mau melepasnya. Ya Tuhan, bahkan dalam mimpi pun dia masiih saja keras
kepala"
Jalal mesam-mesem lagi. Pelan2 tanpa bersuara Jalal
masuk, menyuruh Moti pergi dan mengambil alih sisir dan teko uap, lalu
melanjutkan hair treatment. Jodha yang tak menyadari adanya pergantian
personel kapster, tetap saja ngecuprus. Dia terus bercerita dengan
semangat tanpa menyadari ada seonggok kepala yang kian membesar dan
sepasang telinga yang mendengarkannya sambil senyam senyum.
Jo :
"Aku tak percaya dia melarangku pergi, kau tau kan waktu itu dia masih
marah padaku krn kudorong. Dan ketika aku sadar, aku lihat dia sedang
menangis sambil memegang tanganku. Moti seandainya tak ada semak2 itu di
atas bibirnya, kegantengannya pasti naik 1000 persen ketika dia
menangisiku..." wkwkwk
Jalal yang baru saja terbang sampai plafon
tiba2 bagai tertiup tornado bagai terhempas di depan wc. Reflek jengkel
dia jadi terlalu keras menarik rambut Jodha, hingga Jodha protes dan
menoleh.
Alangkah terkejutnya Jodha saat dia menoleh yg dilihatnya
bukan Moti tapi seonggok wajah ganteng berhiaskan semak2 hitam melintang
di tengah2nya *sungguh definisi kegantengan yang absurd!!
Jalal
pura-pura bego, melihat ke langit2, kesana kemari, tidak berani menatap
Jodha. Wkwkwk. Jodha frustasi, jengkel, malu campur aduk jadi satu.
Jo : "Yang Mulia!! Apa ini?? Aku tadi yakin masuk ke salon wanita,
kenapa jadi tukang cukur madura yang melayaniku?? Mana Moti?"
Ja :
"Nnganuuu Ratu Jodha, berhubung kerajaan sedang defisit anggaran, aku
terpikir untuk buka salon di depan istana, mungkin lumayan buat nombokin
APBN"
Jo : "Dan kau dengar semua yang aku katakan?"
Ja : (siap2 menggoda) "Kau memegang tanganku bahkan di dalam mimpimu?"
Jo : "Yang Mulia ini tidak benar. Kau menguping!!!."
Ja : "Ratu Jodha, tapi aku tak bersalah. Kau berbicara dengan Moti
ketika aku kemari. Kau tak berhak melarangku kesini. Ini ruanganku yang
aku berikan pada istriku. Dan lagi, mimpimu berkaitan denganku, jadi aku
berhak mendengarnya bukan?"
Jo : "Apapun alasannya, menguping itu perbuatan yang tidak benar Yang Mulia..." (sok sebel, pasang muka manyun)
Ja : "Aneh. Kau bisa membicarakan mimpimu dengan temanmu, tapi tidak pada suamimu."
Jo : "Aku tidak bisa mengatakan apa-apa padamu, karena aku masih belum merasa bebas bicara denganmu."
Ja : (muka melas, bak 5bulan belum makan) "Aku akan selalu menunggu saat itu Ratu Jodha".
Jalal menatap Jodha menanti reaksi darinya. Tapi Jodha diam saja.
Akhirnya Jalal pamit pergi. (Eleeuuhh bikin pengen nggandeng..)
Tapi ketika beranjak pergi tangan Jalal menyenggol teko uap panas. Aawww
mlocot!! Jodha reflek meraih tangan Jalal dan meniupinya. (Jadi siapa
ini yang modus??)
Jo : (kesal) "Kenapa kau selalu terburu-buru Yang Mulia??"
Jodha mengambil minyak dan menuangkannya ditangan Jalal yang terbakar.
Lalu menekannya dengan kain. Sesekali Jalal melirik Jodha, begitu pula
sebaliknya Jodha melirik Jalal tapi diam-diam. Huhhh!!!
Ja :
(senyum nakal, menemukan kesempatan untuk godain Jodha lagi) "Ratu
Jodha, cobalah mengingat semua mimpimu dengan baik, siapa tahu ada
adegan lain selain aku memegang tanganmu, dan siapa tau lain kali kau
ingin menceritakannya padaku..." wkwk
Jodha menatap Jalal dengan
sebel karena merasa rahasianya baru saja ketauan Jalal. Dia melepaskan
tangan Jalal. Jalal menggerak-gerakkan tanganya, setelah merasa nyaman,
dia berdiri bersiap pergi.
Ja : "Satu lagi, tolong jangan kau
permasalahkan kumisku lagi karena aku sudah berkali-kali minta pada Ekta
Kapoor untuk menghilangkan kumis Jalal dari skenario tapi dia selalu
ngamuk dan mengancam mau mengganti saja aku dengan Budi Anduk kalo aku
masih ngeyel!! Silahkan saja kalau kau mau main sama dia. Selamat
malam."
Jalal lalu melenggang pergi.
Jodha bergidik ketakutan
membayangkan harus berlawan main dengan Budi Anduk. Dia berjanji dalam
hati melupakan masalah kumis ini.
Home
»
cerita jodha akbar
»
jodha akbar serial
»
sinopsis jodha akbar
» Cerita Jodha Akbar : Best Scene Eps. 178
Sabtu, 20 Desember 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
hahahaaa
BalasHapusHehehehehh...
BalasHapusYa khudaaaa....lucuuuu........ :-D
BalasHapushaahaa...sakit perut nahan ketawa biar para nyamuk, kecoa, cicak, lalat, semut nda pada kaget dengar aku ketawa
BalasHapushaa ha ha bohot luucuccuuuu
BalasHapusSadis yg ini...perutku ampe pusing ngakaakk abiesttt....
BalasHapusSadis yg ini...perutku ampe pusing ngakaakk abiesttt....
BalasHapus