Beranda
N-J-A-P-A
Sinopsis Jodha Akbar
Tulisan Bebas
***Ruang Kerja Jalal***
Jo : (sedih) "Perrrrrgilah....aku ingiin sendiri..."
Jo : "Kkkaammuu ddddengar kkkaannn apppaa yyaang mmeereekaa bilang.."
Ja : "Jo...diluar sana ada 150 orang yang sangat menyayangimu, kenapa kamu harus pedulikan dua orang sampah itu.."
Jo : "Kkkaammuuu kiraa akkuu tak ppernah bberfikir
seperttti itu? Dan bberkaata padda dirikkuu sendirii bahwa semuua itu
tiddak benar..."
Jodha berputar menghadap Jalal, mulai menitikkan air mata.
Jo : "Aku..bberusaha daan teruss bberusaha...untuk selalu mmerasaa percaya ddirii...mmeraasaa bbahagia...unttuk bisaa sukses..ttapii akku bukkan diriku yang dulu lagi Jalal.., mmungkin takk akan pernah bisaa...apa kkauu tak apa-apa dengan itu ssemuaa..??"
Jo : "Aku..bberusaha daan teruss bberusaha...untuk selalu mmerasaa percaya ddirii...mmeraasaa bbahagia...unttuk bisaa sukses..ttapii akku bukkan diriku yang dulu lagi Jalal.., mmungkin takk akan pernah bisaa...apa kkauu tak apa-apa dengan itu ssemuaa..??"
Jodha berhenti beberapa waktu, berusaha mengatur nafasnya
yang terengah-engah. Gejolak hatinya membuatnya emosional dan
mempengaruhi fisiknya. Jalal diam. Memberinya kesempatan untuk
melepaskan emosinya.
Jo : "Bahkan...orang yyangg paliing tuluss, ibbuuku,....
sajja mengharapkan akkuu..setidaknya bissa memmbantunyaa mmembersihkkan
mejja setelah makan mallaam... Akuu..aku mengambil daan teeruus
mengambbiil semuaanya darimu...bagaimana mungkkin kkkauu ttak mengharap
sessuatuu dariku...Jalal..."
Jodha mengatur nafas lagi. Dengan wajah takut ia menghapus
air mata yang menggenangi wajahnya. Ia berkeras untuk melanjutkan lagi
mengatakan fakta-fakta yang menyakitkan yang sudah disimpannya selama
berbulan-bulan. Kenyataan yang telah mengikis kedamaian hatinya sedikit
demi sedikit.
Jo : "Kkaauu laki-laki maatang berrusia 25 ttahun. Ppuunyaa
peergaulan luuas, ganteng, panddai, kkamuu haruss keluaar ddan
menikmati hidupppmuu...kamuu pasti tidak mengharapkan hal sepperti
ini...kkammu menginginkan pendamping yyang bissa berrjaalan seiring
denganmu, bukkaan pasien yyang teruus bergantung padamu..."
Jalal menggeleng sedih sambil menatap Jodha. Ditatap seperti itu Jodha jadi merasa bersalah.
Jo : "Jjangan tatap aku ssepperti itu...akuu mmenjadi bbeban finansial maupun fisik bagi semuuaa orang yyang akku cintai. Akuu benar benar terttekan dengaan semua kenyataan ini..."
Ja : "Dan Tuhan tidak menguji hambanya diluar batas
kemampuannya. Coba kau bayangkan Jo...kalau orang yang kau cintai berada
dalam kondisi sepertimu, apakah kamu tak akan merawatnya seperti kami
semua merawatmu??"
Jodha diam saja. Jalal melanjutkan.
Ja : "Kamu kan tinggal menekan speed dial untuk memanggilku...kenapa kau tak lakukan tadi saat keadaan makin memburuk?? Kalau Niki tak memberitahuku aku mungkin ga akan tau kau sedang dalam masalah..."
Ja : "Kamu kan tinggal menekan speed dial untuk memanggilku...kenapa kau tak lakukan tadi saat keadaan makin memburuk?? Kalau Niki tak memberitahuku aku mungkin ga akan tau kau sedang dalam masalah..."
Jo : "Kkarena....kkkamu tak seharusnya menjjadii babysitterku setiap waktu...akku haaruss bisaa mengurus diriku sendiri..."
Jodha melihat Jalal. Ia terkejut melihat wajah Jalal yang tiba-tiba berubah menjadi berbinar-binar bahagia.
Ja : "Itu!! Itu lah kamu. MANDIRI. Kemandirianmu sedang
berbicara. Kamu tak pernah ingin bergantung pada siapapun untuk
menyelesaikan masalahmu"
Jalal sedang berusaha membesarkan hati Jodha. Dia
menunjukkan pada Jodha satu per satu fakta bahwa Jodha yang sekarang
masih sama dengan Jodha yang dulu.
Ja : "Ok, awalnya kamu enggan datang ke pesta ini. Tapi
ketika akhirnya kamu memutuskan untuk datang, kamu berusaha keras untuk
tampil sebaik mungkin. Bukan hanya untuk memberiku kejutan. Tapi juga
untuk menunjukkan pada semua teman-temanku bahwa kamu masih sanggup
berdiri tegak di depan semua orang dan membuat mereka terkagum-kagum.
Saat itulah HARGA DIRIMU berbicara. Dan ada orang datang menghinamu.
Kamu tak tinggal diam. Kamu berusaha sekuat tenagamu untuk memberi
mereka pelajaran. Itu juga kamu yang selalu MENJUNJUNG TINGGI
KEHORMATANMU. Kamu tak akan pernah membiarkan orang lain menginjak-injak
kehormatanmu. Dan kau tidak menangis di depan teman-temanku. Kamu pergi
kesini untuk menangis. Supaya tak ada yang melihatmu. Inilah saat EGO
mu berbicara."
Jalal diam sejenak, memberi kesempatan pada Jodha untuk mencerna semua kata-katanya. Lalu melanjutkan lagi.
Ja : "Aku sedih sekali kau harus mengalami ini semua. Tapi
kita harus mengalami sendiri situasi yang menyenangkan, menjengkelkan,
atau situasi yang buruk, supaya kita bisa belajar bagaimana
menghadapinya...hari ini, kau mengalami situasi yang buruk dan kau
berhasil melaluinya, sama seperti kamu yang dulu Jo..."
Jodha mencerna kata-kata Jalal. Dan ya, semua terasa sangat
masuk akal. Dia merasa lebih baik. Tangisnya mulai reda. Tapi tetap
saja, dia tidak yakin dengan itu semua. Dia memandang Jalal. Menyadari
bahwa Jalal sedang menunggunya untuk menentang pendapatnya, Jodha
membuang pandang ke samping.
Jo : "Kkamuu, katakaan ittu semua,,,, hanya bbbiar aku senang kan..."
Ja : "Aku tau aku mengatakan yang sebenarnya Jo..."
Jo : "Enggak Jalal. Kkamuu tauu aku dulu seperti apa. Akku pennari, ddan pennyanyi yang bbagus, akku juga pemain musik yang lummayaan..."
Ja : "Yaaa, dan aku yakin masih seperti itu hingga sekarang. Aku harus katakan padamu, bahkan suara Krisdayanti tadi tidak lebih baik dari suaramu Jo...waah harusnya aku tak usah memanggil dia ya...serius Jo...suaramu bahkan lebih bagus..."
Jo : "Jalaaal...akkku dulu pandddai melukkkis juggga...ttappi sekkarang....bbbahkan mmemegang pen saja akku tak bisa..."
Ja : "Dan Selamat Miss Singh... (Jalal menirukan gaya terapis Jodha), sekarang kau sudah bisa mengangkat telfon dan menggunakan keybord. Saya perkirakan tidak lama lagi Anda akan sudah bisa menggunakan bolpen"
Ja : "Aku tau aku mengatakan yang sebenarnya Jo..."
Jo : "Enggak Jalal. Kkamuu tauu aku dulu seperti apa. Akku pennari, ddan pennyanyi yang bbagus, akku juga pemain musik yang lummayaan..."
Ja : "Yaaa, dan aku yakin masih seperti itu hingga sekarang. Aku harus katakan padamu, bahkan suara Krisdayanti tadi tidak lebih baik dari suaramu Jo...waah harusnya aku tak usah memanggil dia ya...serius Jo...suaramu bahkan lebih bagus..."
Jo : "Jalaaal...akkku dulu pandddai melukkkis juggga...ttappi sekkarang....bbbahkan mmemegang pen saja akku tak bisa..."
Ja : "Dan Selamat Miss Singh... (Jalal menirukan gaya terapis Jodha), sekarang kau sudah bisa mengangkat telfon dan menggunakan keybord. Saya perkirakan tidak lama lagi Anda akan sudah bisa menggunakan bolpen"
God, ekspresinya menirukan gaya terapis itu sungguh bagus. Tapi Jodha tidak tersenyum sedikitpun.
Jo : "Jalal...akku dullu selalu pperrgi sendiiri naik
motorku kemana saja aku perlu. Ttapii sekkarang, bbahkan menyeberang
jalan sendirii saja aku tak bisa..."
Ja : "Hmm...mungkin motormu akan sangat merindukanmu. Tapi
biar kukatakan satu rahasia yang kudengar dari pacarmu. Dan baiknya kamu
jangan bilang siapa-siapa tentang ini. Tapi, pacarmu sudah merencanakan
untuk membelikanmu sebuah mobil baru plus memberimu sopir pribadi,
segera setelah kamu tinggal menetap disini. Dan kamu harus mengucapkan
selamat tinggal pada motor kesayanganmu itu nanti..."
Jo : "Jalal...tapi kondisiku... kesehatanku... akkkuu
sangat pelupa sekarang... mood ku juga berubah ubah dengan cepat...
kondisi kejiwaanku tak stabil.. apa kkamu jugga bisa menerima
itu...selamanya...??"
Ja : "Apa yang perlu dikhawatirkan Jo?? Dokter dan konselor
sudah menjelaskan semua bahwa itu semua akan semakin membaik seiring
waktu. Percayalah..."
Jo : "Rambutkkku...yyaaang sssangat kau sukai juga tak ada lagi sekarang.."
Ja : "Hei, sekarang panjangnya sudah hampir sama kok sama rambutku...nanti juga panjang lagi sayaang..."
Jo : "Tetap saja... gadismu yang dulu memenangkan lomba
debat antar kampus.... yang dulu selalu mendapat nilai ujian
tertinggi.... yang memimpin sebuah pameran bisnis...
Ja : "Jo, dengar, ketrampilan dan kemampuanmu akan kembali.
Pun, bila sebagian tidak, aku tetap mencintaimu...tak ada yang akan
berubah...selamanya akan seperti itu...ingat janjiku?? Aku membuat ulang
tahunmu yang ke 23 begitu indah, dan akan tetap begitu hingga ultahmu
yang ke 63, dan selamanya...."
Jalal sedang berusaha membesarkan hati Jodha... |
woww so sweet tp sedih.,,lanjut mba :)
BalasHapusKak,, di lanjuti part 5 & seterusnya donkk.. Penasaran nih,, seruuu!!! Cepetan ya kak.. ;)
BalasHapusPENASARAAANNNNN
BalasHapuscoo cweeettt but sad too...nda sabar pengen baca cerita selanjutnya sampai ke bagian ini ~ ngarep dot kom
BalasHapusAku terharu..
BalasHapusbetapa sabar dan sayangnya jalal kpd jodha,contact mereka tulus
BalasHapus