Sabtu, 20 Desember 2014

DAFTAR ISI :
Beranda
N-J-A-P-A
Sinopsis Jodha Akbar
Tulisan Bebas


Best scene eps. 178 (FunFanFiction)

Malam itu Moti sedang mentritmen rambut Jodha, menyisir dan menguapinya. Jodha diam saja sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Moti bertanya apa yang sedang dipikirkannya.
Mo : "Apa yang sedang kau pikirkan Jodha..."
Jo : "Aku sedang memikirkan Yang Mulia Moti..."
Mo : "Oya?? Sejak kapan kau suka memikirkan tentangnya?
Jo : "Jangan mengejekku Moti, aku tidak sedang bercanda. Kali ini aku serius. Makin lama aku makin bingung dengan Yang Mulia. Aku sulit memahaminya".
Mo : "Apa yang tak kaupahami darinya?"
Jo : "Aku tak mengerti bagaimana sebenarnya dia. Bagaimana pemikirannya. Orang seperti apa dia itu. Misalnya dalam kasus Bhaksi Banoo. Aku tau Bhaksi adalah adik tercintanya. Yang Mulia sangat menyayanginya. Tapi ketika Yang Mulia tau Bhaksi bersekongkol memfitnahku, dia tetap menghukum Bhaksi. Dia tidak pernah memihak siapapun. Bagaimana seseorang bisa mengendalikan emosinya seperti itu. Ketika berhadapan dengan hukum, dia tak mempedulikan apakah yang bersalah itu keluarganya atau bukan, orang terdekatnya atau bukan."


Jalal tiba di depan kamar Jodha. Moti melihatnya, tapi Jodha tidak, karena duduknya membelakangi pintu. Jodha masih saja ngecuprus tentang kebaikan2 Jalal. Jalal memberi isyarat Moti supaya diam saja. Jalal berdiri mendengarkan Jodha ngecuprus tentang dirinya.
Mo : "Itu berarti Yang Mulia orang yang sangat adil Jodha..."
(Jalal mesam mesem)
Jo : "Iya Moti. Tapi ada yg bikin dia juga sangat menyebalkan. Kau tau Moti kenapa aku mendorongnya waktu dia datang malam itu dalam keadaan mabuk dan mau menciumku??"
Mo : "Apa Jodha?"
Jo : "Kumisnya Motiiiii kumisnyaa...aku sebel sekali sama kumisnya. Rasanya pengen kucopot trus kupake buat gantungan kunci Moti!!! Aku ngebayangin Yang Mulia makan mi ayam dan saosnya nempel semua di kumisnya itu,,,,heck pasti mukanya nggilani sekali"
Jalal shock, nyaris stroke!! Moti melotot menahan napas berjuang mati2an supaya tidak tertawa pun tidak kepentut!!.
Jo : "Tapi Moti, kini aku bahagia sekali krn Yang Mulia bisa memahami maksudku dan mau memaafkan Bhaksi. Itu juga membuktikan bahwa sekali lagi aku salah menilainya. Yang Mulia sebenarnya sangat baik, meskipun kadangkala dia sangat mudah marah dan seringkali keras kepala. Ya Tuhan dia itu sangat keras kepala Moti. Kau tau, waktu aku koma terkena racun benazir, aku merasa seperti akan memasuki dunia lain. Tiba2 dia muncul, memegang tanganku dan menghalangiku pergi."
Mo : "Benarkah itu Jodha?"
Jo : "Iya Moti, aku memintanya melepaskan tanganku tapi dia ngotot tak mau melepasnya. Ya Tuhan, bahkan dalam mimpi pun dia masiih saja keras kepala"


Jalal mesam-mesem lagi. Pelan2 tanpa bersuara Jalal masuk, menyuruh Moti pergi dan mengambil alih sisir dan teko uap, lalu melanjutkan hair treatment. Jodha yang tak menyadari adanya pergantian personel kapster, tetap saja ngecuprus. Dia terus bercerita dengan semangat tanpa menyadari ada seonggok kepala yang kian membesar dan sepasang telinga yang mendengarkannya sambil senyam senyum.
Jo : "Aku tak percaya dia melarangku pergi, kau tau kan waktu itu dia masih marah padaku krn kudorong. Dan ketika aku sadar, aku lihat dia sedang menangis sambil memegang tanganku. Moti seandainya tak ada semak2 itu di atas bibirnya, kegantengannya pasti naik 1000 persen ketika dia menangisiku..." wkwkwk
Jalal yang baru saja terbang sampai plafon tiba2 bagai tertiup tornado bagai terhempas di depan wc. Reflek jengkel dia jadi terlalu keras menarik rambut Jodha, hingga Jodha protes dan menoleh.







Alangkah terkejutnya Jodha saat dia menoleh yg dilihatnya bukan Moti tapi seonggok wajah ganteng berhiaskan semak2 hitam melintang di tengah2nya *sungguh definisi kegantengan yang absurd!!
Jalal pura-pura bego, melihat ke langit2, kesana kemari, tidak berani menatap Jodha. Wkwkwk. Jodha frustasi, jengkel, malu campur aduk jadi satu.
Jo : "Yang Mulia!! Apa ini?? Aku tadi yakin masuk ke salon wanita, kenapa jadi tukang cukur madura yang melayaniku?? Mana Moti?"
Ja : "Nnganuuu Ratu Jodha, berhubung kerajaan sedang defisit anggaran, aku terpikir untuk buka salon di depan istana, mungkin lumayan buat nombokin APBN"
Jo : "Dan kau dengar semua yang aku katakan?"
Ja : (siap2 menggoda) "Kau memegang tanganku bahkan di dalam mimpimu?"
Jo : "Yang Mulia ini tidak benar. Kau menguping!!!."
Ja : "Ratu Jodha, tapi aku tak bersalah. Kau berbicara dengan Moti ketika aku kemari. Kau tak berhak melarangku kesini. Ini ruanganku yang aku berikan pada istriku. Dan lagi, mimpimu berkaitan denganku, jadi aku berhak mendengarnya bukan?"
Jo : "Apapun alasannya, menguping itu perbuatan yang tidak benar Yang Mulia..." (sok sebel, pasang muka manyun)
Ja : "Aneh. Kau bisa membicarakan mimpimu dengan temanmu, tapi tidak pada suamimu."
Jo : "Aku tidak bisa mengatakan apa-apa padamu, karena aku masih belum merasa bebas bicara denganmu."
Ja : (muka melas, bak 5bulan belum makan) "Aku akan selalu menunggu saat itu Ratu Jodha".
Jalal menatap Jodha menanti reaksi darinya. Tapi Jodha diam saja. Akhirnya Jalal pamit pergi. (Eleeuuhh bikin pengen nggandeng..)

Tapi ketika beranjak pergi tangan Jalal menyenggol teko uap panas. Aawww mlocot!! Jodha reflek meraih tangan Jalal dan meniupinya. (Jadi siapa ini yang modus??)
Jo : (kesal) "Kenapa kau selalu terburu-buru Yang Mulia??"
Jodha mengambil minyak dan menuangkannya ditangan Jalal yang terbakar. Lalu menekannya dengan kain. Sesekali Jalal melirik Jodha, begitu pula sebaliknya Jodha melirik Jalal tapi diam-diam. Huhhh!!!
Ja : (senyum nakal, menemukan kesempatan untuk godain Jodha lagi) "Ratu Jodha, cobalah mengingat semua mimpimu dengan baik, siapa tahu ada adegan lain selain aku memegang tanganmu, dan siapa tau lain kali kau ingin menceritakannya padaku..." wkwk
Jodha menatap Jalal dengan sebel karena merasa rahasianya baru saja ketauan Jalal. Dia melepaskan tangan Jalal. Jalal menggerak-gerakkan tanganya, setelah merasa nyaman, dia berdiri bersiap pergi.
Ja : "Satu lagi, tolong jangan kau permasalahkan kumisku lagi karena aku sudah berkali-kali minta pada Ekta Kapoor untuk menghilangkan kumis Jalal dari skenario tapi dia selalu ngamuk dan mengancam mau mengganti saja aku dengan Budi Anduk kalo aku masih ngeyel!! Silahkan saja kalau kau mau main sama dia. Selamat malam."
Jalal lalu melenggang pergi.
Jodha bergidik ketakutan membayangkan harus berlawan main dengan Budi Anduk. Dia berjanji dalam hati melupakan masalah kumis ini.
Comments
7 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

7 komentar:

  1. Ya khudaaaa....lucuuuu........ :-D

    BalasHapus
  2. haahaa...sakit perut nahan ketawa biar para nyamuk, kecoa, cicak, lalat, semut nda pada kaget dengar aku ketawa

    BalasHapus
  3. Sadis yg ini...perutku ampe pusing ngakaakk abiesttt....

    BalasHapus
  4. Sadis yg ini...perutku ampe pusing ngakaakk abiesttt....

    BalasHapus