Jumat, 16 Januari 2015


*** Parking Lot - Cinema Hall ***

Jodha mengambil hp dan mengangsurkannya pada Jalal.

Jo : "Yang kumaksud adalah ini. Kamu yang mengirim ini bukan?"

Jalal mengambil handphone dan membaca sms yang ditunjukkan Jodha. Dengan menahan marah ia berkata,

Ja : "Kamu menuduh aku yang mengirim sms macam ini??"

Jalal berhenti berbicara sambil menatap Jodha tajam. Bertanya-tanya dalam hati, sehina apa dirinya sebenarnya dalam anggapan gadis ini, sehingga ia bisa sampai pada kesimpulan seperti itu. Gema kata-kata Jodha terngiang lagi di telinganya.

"Alasan sesungguhnya aku tak mau keluar denganmu adalah karena aku tak percaya padamu Jalal"

Kalimat itu melukainya dengan telak. Tuduhan Jodha telah benar-benar menyinggung harga dirinya. Menyinggung harga diri seorang laki-laki yang yakin telah selalu berlaku gentle di hadapan wanita. Dia bisa saja mengeluarkan sejuta argumen untuk membantah penilaian semprul gadis itu. Tetapi dia diam. Berusaha mengendalikan dirinya, mengendalikan emosi dan marahnya. Jalal tak sudi beradu mulut pada jam 10 malam, dilihat oleh teman-temannya, dan dengan orang yang telah begitu meremehkannya. Jalal memutuskan untuk mengakhirinya dengan cepat.

Ja : "Wow,,,,!! Aku sadar kau tak menyukaiku. Tapi ini benar-benar diluar dugaanku. Aku tak menyangka kau menganggapku sehina itu. Sebenarnya menurutmu aku ini tampak seperti apa?? Pecundang??"

Jalal berhenti sesat untuk meredam gejolak hatinya. Sebelum melanjutkan kalimatnya lagi.

Ja : "Jika saja kau menilai dengan lebih adil, kau seharusnya bisa melihat bahwa aku tak pernah perlu menjadi seorang stalker untuk memujimu. Kalau saja kau mau melihat dengan lebih jernih, aku memujimu, bahkan mengajakmu keluar denganku, LANGSUNG DI DEPANMU!!!"

Ja : (mengambil handphone dari sakunya) "Sinikan hp mu!!"

Jo : "bbbb.. buat apa??" ((Agak2 gemeter juga dia diamuk begitu, sukuriin))

Ja : "Sudah bawa sini!! Aku mau buktikan sesuatu. Setelah semua tuduhan disampaikan, terdakwa boleh mengajukan bukti untuk membuktikan dirinya tak bersalah bukan??", kata Jalal sinis.

Ja : "Berapa nomermu?!!"

Jodha menggumamkan nomer hp nya sambil berusaha keras menatap Jalal. Berusaha tidak nampak terintimidasi oleh kemarahannya. Meskipun sulit.

Jalal menekan nomer yang disebut Jodha lalu melakukan panggilan. Muncul nomor Jalal di hp Jodha. Kenyataannya nomor itu jauh beda dengan nomor sms tak dikenal itu.

Jalal menatap Jodha. Sebersit sinar keraguan tampak di wajahnya. Gadis itu masih tampak tidak puas dengan bukti yang diberikannya.

Ja : "Ini satu-satunya hp yang aku punya. Aku tak punya hp lain atau simcard lain yang kusembunyikan entah dimana. Kalau itu yang sedang kau pikirkan. Tapi kalau kau memang masih tak percaya padaku, silahkan aja, tanya ke teman-temanku, selidiki aku dibelakangku. Terserahh!! Aku nggak peduli!!"

Jalal berhenti lagi. Kali ini bersiap-siap memberikan epilog yang tegas. Mempersiapkan ekspresi wajah dan nada suara yang akan memberikan pesan pada gadis di depannya, bahwa DIA BENAR-BENAR KECEWA!!

Ja : "Tapi dengar satu hal. Ini adalah kali terakhir aku berbicara padamu. Tak akan pernah lagi!!! Sama seperti kamu tidak mau keluar dengan orang yang tidak kamu percaya, AKU JUGA TAK SUDI BERTEMAN DENGAN ORANG YANG TAK PERCAYA PADAKU!!!"

Lalu Jalal beranjak menuju mobil dan Jodha menyusul di belakangnya. Tanpa kata-kata, tanpa bertukar pandang, hanya kebekuan yang ada pada ekspresi wajah mereka.

Renu : "Ada apa Jalal?? Apa yang kalian bicarakan lama sekali??"
Ja : "Nothing"
Meera : "Kenapa Jodha?? Kalian ngomongin apa??"
Jo : "Mmm, ngga ada apa-apa.."


***Kamar Jodha***

Seminggu berlalu. Malam itu, hampir jam 11.10 PM

Jodha meletakkan bolpen dan meregangkan tangannya sambil menarik nafas panjang. Tadinya dia mengira bisa menyelesaikan ledger akuntansi itu tepat waktu. Tapi ternyata tidak. Pikirannya melayang kemana-mana. Alih-alih mengerjakan pe-er nya dia malah mencorat-coret kertas seenak hatinya. Sambil mengambil segelas susu hangat dan mulai menikmatinya, ia melirik handphone yang tergeletak di meja.

Seminggu sudah berlalu sejak percakapan di luar parkiran bioskop itu. Tak disangkanya, kejadian itu akan membuatnya seletih ini. Bukan tekanan tugas kuliah yang semakin berat yang membuatnya letih. Tapi kejadian malam itu benar-benar mengganggu kedamaiannya. Di luar perkiraannya, semua itu akan menguras emosinya hingga level ini. Hampir setiap malam ia tak bisa tidur karena galau. Hari demi hari dilaluinya dengan kegelisahan.

Sebenarnya dia bukannya gelisah sebab merasa bersalah karena sudah menuduh Jalal. Iyalah, seniornya itu toh bukan malaikat yang bisa dengan mudah dibebaskan dari tuduhan. Setelah semua yang mereka lalui, setelah semua yang dilihat Jodha DARI SUDUT PANDANGNYA, ia merasa wajar sudah menuduh Jalal. Dia tidak terlalu merasa bersalah sudah menuduh. Meskipun jika akhirnya tuduhannya salah.

Yang tidak wajar dan membuatnya gelisah sebenarnya adalah perilakunya sendiri. Selama seminggu ini ia berusaha mati-matian untuk tidak bertemu Jalal. Saat ia tau seharusnya ia mendatanginya dan meminta maaf, ia tak melakukannya. Mengapa berat sekali rasanya??

Memang betul dia tipe orang yang menjunjung tinggi harga dirinya. Tapi dia orang yang adil juga. Kalau dia tak pernah merasa berat untuk meminta maaf pada keluarganya, pada temannya, bahkan pada tukang becak yang nabrak dia saja dia minta maaf!!! Lalu mengapa untuk minta maaf pada Jalal menjadi urusan yang sedemikian besar??

Rasa gelisah itu semakin kuat menderanya, terutama sejak sejam yang lalu. Sejak ia menerima lagi 2 sms tak dikenal berurutan. Bunyi pesannya mematahkan telak tuduhannya atas Jalal. Karena kali ini, sms ini jelas2 membicarakan tentang dia!!!

1# I saw an angel...Of that I'm sure...She smiled at me...She was with another man. But I won't lose no sleep on that...Cause I have got a plan...You're beautiful!

((Aku melihat sesosok malaikat.... dari situ aku yakin dia tersenyum padaku.... tapi dia sedang dengan laki-laki lain. Tapi aku tak akan lantas jadi tak bisa tidur karenanya... aku sudah punya rencana... Kau sangat cantik!))

2# Aku tau kau keluar dengan beberapa orang seniormu, khususnya Jalal. Jangan percaya padanya.... dia hanya menginginkan 1 hal darimu. Dia sudah melakukannya pada banyak gadis lain. Sekarang dia mencobanya denganmu. Setelah dia mendapat apa yang dimaunya, dia akan mencampakkanmu bagai sampah!!

Jodha makin jengkel. Siapa sebenarnya orang ini. Kata-katanya memperlihatkan dengan jelas, bahwa dia menyukai Jodha, dan tidak menyukai Jalal. Jadi orang ini tentu seseorang yang baik dia maupun Jalal mengenalnya.

Jodha butuh seseorang untuk diajak bicara. Dia benar-benar tak punya petunjuk. Seseorang yang cukup dia percaya. Seseorang yang mengetahui lingkungan kampus dengan baik. Dan seseorang yang mengenal mereka berdua.

Maka satu-satunya yang dia punya adalah "Maan". Ya, dia akan menemui Maan besok.


*** Universitas ***

Maan mengerutkan kening, memusatkan pikiran dan pandangan ke teks sms itu. Jodha, Meera dan Payal menunggu dengan sabar. Diam-diam mereka menahan geli melihat ekspresi seniornya yang sudah mirip Hercule Poirot itu. Haha.

Maan : "Kalimatnya yg pertama diambil dari lirik lagu pop populer. Ini pasti kerjaan mahasiswa. Cuma aku ngga bisa menebak siapa. Petunjuknya ngga ada. Kuharap kalian nggak menuduh salah satu dari kami"

Maan melihat wajah mereka yang tanpa ekspresi. Seolah menunggu kalimat selanjutnya dari Maan yang menjustifikasi kalimatnya yang terakhir.

Maan : "Apa?? Salim udah punya pacar, mereka bahagia,,, Abdul?? Hmm, aku berani bertaruh Abdul bukan tipe yang bisa berbuat se romantis ini. Aku?? Dan aku,,, tidak Jodha rasanya aku tak tertarik padamu...haha..."

Maan berkata sambil melirik Payal, yang segera tersipu sipu ke ge-eran hehehh.

Maan : "Oke, mari kita fokus ke karakter penulis sms ini. Orang yang suka menulis kata-kata cinta ini, adalah seorang pencemburu, posesif, dia mungkin seseorang yang suka dengan hal-hal yang puitis, romantis, seseorang yang penyendiri mungkin...., coba kau pikirkan apakah ada yang seperti itu di kelasmu"

Meera : "Bagaimana dg sharif atau anand menurutmu??"

Maan : "Hmm, mereka tidak terlihat sebagai orang yang bisa bertindak se romantis ini. Kalau bener dia ngebet sama kamu pasti kamu udah dikejar-kejar tiap hari. Tapi entahlah. Sudah berapa lama kau menerima sms ini Jodha??"

Jo : "Tiga kali dalam 2 bulan terakhir. Yg pertama kudapat di minggu pertama kuliah. (Berhenti sebentar). Ok Maan, thanks buat saranmu. Aku akan memberitahumu lagi ya kalau ada sesuatu yang baru"

Maan : "Sama2 Jodha. Yang penting kamu harus hati-hati. Aku pergi dulu ya. Bye.."

"Bye", jawab mereka bertiga.

Jo : "Oh ya Maan, tunggu sebentar..."

Maan : "Apa?"

Jodha berjalan mendekati Maan.

Jo : "Aku ...nggg...aku mau bertanya sesuatu. Mmm...tentang isi sms itu...eeerrr...apa isinya...bener?? Mmm maksudku tentang dia..."

Maan : "Kau mau tanya padaku apakah Jalal seorang womanizer  (bandot/mata keranjang-red)??"

Maan mengamati Jodha baik-baik. Jodha diam menunggu jawaban.

Maan : "Aku sudah pernah katakan padamu sebelum ini. Jalal bukan orang yang seperti itu. Bukan karena dia populer dan disukai banyak gadis, antas dia memanfaatkan dan memperlakukan mereka seperti barang. Dia bukan GGB - ganteng-ganteng bandot!. Dia sama saja seperti aku, abdul, salim... Tapi kalau kau masih tak percaya dengan apa yang kukatakan, maka itu terserah kamu. Aku tak bisa memaksa. Oh ya, satu lagi. Aku nggak bilang apa-apa ke Jalal tentang sms ini, karena kamu memintanya. Tapi menurutku, kamu sebaiknya mengatakannya. Tidak etis menyembunyikan sesuatu pada seseorang ketika ini menyangkut nama baiknya."

Maan lalu beranjak pergi meninggalkan ketiga gadis itu menuju kelasnya.

Meera : "Apa kamu akan memberitahu Jalal tentang ini??"

Jo : "Tidak!!"

Payal : "Jadi kau tak akan memberitahunya???"

Jodha diam saja. Tak ingin menjawab pertanyaan temannya. Dalam hatinya ia tahu, bahwa suatu saat nanti dia harus mengatakan ini pada Jalal. Cepat atau lambat.



25 November ((Dari sini mari kita mulai menghitung hari, hehehh))


*** Perpustakaan ***

Renu tampak sedang frustasi, marah-marah, bingung sendiri sambil mengobrak abrik tumpukan file nya. Khas perempuan!!

Re : "Haaahhh, dimana paperku!!!! Tolongin dooong cariin!! Bisa-bisanya sih kalian diem aja!!"

Jalal menarik kertas dari file keeper Renu. Memukulkannya ke kepala Renu sambil berkata jengkel.

Ja : "Nooohhh makan tuh paper!!!", lalu kembali memusatkan diri pada buku dan catatannya. Sambil ngedumel, "Semua tekanan tesis ini sudah bikin kepala mau pecah. Masih harus sabar menghadapi tantrum mu". 

Renu benar-benar menguji kesabarannya hari ini. Marah-marah, memaki, frustasi, ngomel. Dan begitulah laki-laki ganteng dan baik hati itu menyikapinya. Laki-laki ganteng baik hati, sabar, penyayang dan penuh pengertian, tepatnya. ((Dan jatuh cinta pada ntil!!!! ))

Re : "Aku bete tau!! Asisten tesis ku geblek-geblek. Aku nggak yakin mereka bisa membantu banyak. Nggak bikin pusing aku aja kayaknya udah sukur. Eh, ngomong-ngomong siapa asisten kalian?? Sudah lihat di papan pengumuman belum??"

Jalal : "Belum"

Melihat jawaban singkat dan ekspresi tidak tertariknya, Renu tidak melanjutkan lagi. Ikut menenggelamkan diri bersama buku dan catatannya. Kusutnya wajah-wajah seminggu terakhir ini menunjukkan besarnya tekanan permulaan tesis itu pada mereka. 

Di kampus mereka, penyusunan tesis dibuat secara kolaboratif antara mahasiswa senior dan junior. Dua orang senior bekerjasama dengan 2 orang junior mengerjakan satu tesis. Harapannya, para senior memperoleh bantuan dari para junior, dan para junior memperoleh pengalaman serta ilmu baru dari senior mereka.

Tiba-tiba..

"Hellow...."

Sebuah suara yang cukup mereka kenal memecahkan keheningan.

"Aku bertugas membantu tesis kalian. Jadi aku kesini untuk bertemu kalian"

"What the hell!!!", Jalal mengumpat dalam hati.

Itu adalah kali pertama mereka bertemu lagi. Sejak pertemuan terakhir mereka hampir 2 minggu lalu. Dan berakhir dengan dialog yang membuatnya jengkel maksimal. Dia mengerti seorang "Jodha Singh" dengan baik. Cukup baik untuk mengerti bahwa gadis itu bukan orang yang akan dengan mudah mengakui kesalahannya. Sementara Jalal, juga tidak akan menyerah atas kelancangan yang sudah diperbuatnya. Tidak sudi. Meskipun diakuinya, bahwa Jodha adalah seseorang dengan kepribadian paling menarik baginya setelah sekian lama, tapi dia tidak akan meratapi kehilangan seseorang yang sudah menghina dan merendahkan harga dirinya. Dia rela kehilangan seorang Jodha untuk itu. Setidaknya itulah yang dipikirkannya.

Sampai sesaat sebelum gadis itu ada di hadapannya, saat ini.

Yah, berdiri di depannya, dengan ekspresi datar seperti tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Memproklamirkan diri bahwa dia adalah adik kelas yang akan membantunya mengerjakan tesis, proyek paling penting dalam hidupnya saat ini.

"Meera dan aku...", Jodha melanjutkan kalimatnya karena melihat Jalal yang tak tampak peduli dengan kehadirannya. "Kami berdua akan membantu kalian; Abdul dan kamu.."

Eyestalk starts...
Jalal menatapnya tajam, memberinya isyarat kejengkelan "basa-basi kek, sorry kek, minta maaf kek,,,, tapi kamu, seperti biasa, langsung tu de poin!!!"

Jodha mengerti ekspresi itu.

Jo : "Btw, bisakah aku bicara padamu sendiri? Sebentar saja"



Jalal masih menatapnya sama seperti menit-menit sebelumnya. Lalu menjawab,

Ja : "Nggak. Aku nggak bisa kemana-mana sekarang. Aku sibuk. Kalau kamu mau katakan sesuatu, katakan disini"

(((rasain luuuuhhh!!)))

DAFTAR ISI :
Beranda
N-J-A-P-A
Sinopsis Jodha Akbar
Tulisan Bebas


Comments
12 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

12 komentar:

  1. Ai… lg seru2 x baca.. The end… hikssss… thanx ya min.. D tunggu lanjutannya…

    BalasHapus
  2. kok udahan sie, lanjuuut duuunk tq

    BalasHapus
  3. seru bangett wkwkwk dpt julukan baru nih mr. ipad GGB - ganteng-ganteng bandot

    BalasHapus
  4. Skrg kok aq se7 sm skp jalal k jodha #projalal ,akbt dr nuduh org sembarangan, jodha patut d kasih pelajaran hahaha # ketawajahat

    BalasHapus
  5. Akhirnya nongol juga part 11..tks min..dilanjut yaaa

    BalasHapus
  6. Ih motong nya sadis bget lg semangat baca tau 2 TBC..... but sukriya

    BalasHapus
  7. Lm bingits bunda nia. . . mbk cus blg bunda donk jng lm2. . .
    Aq sben hri tiap sd wkt luang pzt ngcek. . . mksih y. . ,

    BalasHapus
  8. Ohoooooo... Nahhh gini Dong Jalal Is Mr. Ipad Man The Best Deh. Tegas dan lugas Ga STI ato CDC Complek. hahahaha suka suka suka Sukriya bunda nia..**nih tak kasih bandrek**

    BalasHapus
  9. Hahahaaa...banyak aja rupanya yg nongkrong disini. Okeeyy nudah2an part selanjutnya segera kelar yaa... thx all..

    BalasHapus
  10. Thaks part 11nya... lanjut part 12... tapi jangan lama2 yach.. :-)

    BalasHapus
  11. Aduh ngak sabar nunggu next episodenya ......... 12 dimana dan kapan yaa .... yang belum di translate juga boleh ......

    BalasHapus
  12. Iya nie..part 12 donk biar ada di bc u malming hehehe...tks min

    BalasHapus