WHEN HEER KUNWARI BECOMES MARIUM UZ ZAMANI
Pada awal 1569 Akbar mengetahui bahwa Heer hamil lagi. Setelah kematian
beruntun putra mereka, kali ini Akbar tak mau mengambil resiko lagi. Ia
pergi ke Padepokan Syekh Salim Chisti untuk meminta saran. Sang Syekh
menyarankannya untuk memindahkan Heer keluar istana hingga ia
melahirkan.
Akbar setuju. Ia membangun Rang Mahal, sebuah istana
sederhana di Sikri, dekat Padepokan SC ((sekarang manjadi istana
Fatehpur Sikri)). Di Rang Mahal inilah Heer tinggal untuk sementara
waktu. Akbar juga selalu menjenguknya di Rang Mahal selagi ia bisa.
Menjelang waktu kelahiran, Heer dipindahkan dari Rang Mahal ke sebuah
rumah sederhana di dalam kompleks padepokan SC. Tidak ada seorang pun
dari Royal Palace yang diijinkan menjenguknya ((menguatkan dugaan bahwa
kematian-kematian sebelumnya adalah konspirasi yang melibatkan orang
dalam Royal Palace)). Setelah tragedi kematian berturut-turut nampaknya
kali ini Akbar benar-benar mempersiapkan segala sesuatu dengan
hati-hati.
Pada 30 Agustus 1569, akhirnya si jabang bayi terlahir
ke dunia. Usia Akbar maupun Heer sudah 27 tahun, sangat terlambat untuk
ukuran usia waktu itu. Dan usia pernikahan mereka hampir memasuki tahun
ke 8. Masa penantian yang sangat panjang bagi Akbar.
Tercatat,
pada waktu menemui Heer pertamakali setelah kelahiran Salim, Akbar
menepuk-nepuk kepala Heer seperti tradisi Rajvanshi untuk
mengekspresikan cintanya. Ia juga memberi hadiah pada Heer sebuah
"Naulakha" (set perhiasan yang sangat mahal dan di kalangan Rajvanshi
dianggap sebagai simbol untuk "sesuatu yang tak tergantikan").
Kelahiran Salim merupakan babak baru perjalanan hidup Heer. Setelah
kelahiran itu ia memperoleh gelar Mariam Uz Zamani (ibu sepanjang
zaman).
Kini ia adalah seorang ibu negara. Bukan hanya seorang
Khaas Begum tapi Mariam Uz Zamani yang kekuasaannya hanya selangkah di
belakang Kaisar. Perintahnya setingkat dengan perintah kaisar. Akbar pun
semakin leluasa untuk memberinya kepercayaan mengurus berbagai hal.
Dalam tingkatan mansabdar/ commander, MUZ mencapai jenjang commander
12.000 yang hanya dicapai oleh 4 orang pada masa itu, salah satunya
adalah Akbar sendiri. Ia adalah satu-satunya wanita yang dapat mencapai
jenjang setinggi itu dalam karir politik.
MUZ diberi kewenangan
untuk menerbitkan Farman. Semacam surat perintah resmi, setingkat dengan
perintah raja. Menerbitkan farman adalah hak prerogatif raja. Dalam
masa Akbar, hak tersebut diberikan juga kepada Mariam Makani dan Mariam
Uz Zamani.
Akbar juga mempercayainya untuk mengurus masalah HAJI.
Pada masa itu, Mughal memiliki sebuah kapal besar bernama RAHIMI yang
digunakan khusus untuk pelayaran haji ke Mekkah. Kapal ini adalah kapal
India terbesar yang berlayar hingga Laut Merah. Rahimi sudah sangat
terkenal di kalangan pelaut Asia hingga Eropa. Untuk kali pertama dalam
sejarah Hindia, seorang wanita mampu mengurus hal yang demikian penting
dalam kerajaan.
Seiring semakin luasnya wilayah kekuasaan Mughal
dan berbagai social reform yang dilakukan Akbar, sektor keuangan
kerajaan mulai terganggu. Akbar melakukan reformasi besar-besaran di
bidang pajak. Banyak pajak yang sebelumnya hanya diterapkan untuk orang
Hindu dihapuskan. Hal ini berakibat pada menurunnya pendapatan kerajaan.
Disinilah seorang MUZ membuktikan perannya sebagai rekan seperjuangan
kaisar. MUZ terjun dalam perdagangan internasional. MUZ mengelola
perdagangan strategis rempah-rempah dan sutra dari maupun keluar
kerajaan Mughal. Kapal-kapal dagangnya berlayar ke seantero Asia dan
Eropa. Dengan hasil yang diperolehnya ia membantu kerajaan membangun
masjid-masjid, sekolah-sekolah, memperbaiki fasilitas peribadatan,
memberikan bantuan bagi rakyat miskin, dll. MUZ juga menggunakan uangnya
untuk keperluan rumah tangga istana, melakukan pembangunan atau
perbaikan kompleks istana.
Dalam catatan sejarah Abu'l Fazl ia
mengungkapkan hubungan antara MUZ dan Akbar yang belum pernah
ditemukannya dalam hubungan Raja dan Ratu sebelumnya. Ia menyebutkan
bahwa MUZ dan Kaisar sering melakukan diskusi membicarakan tentang
masalah perdagangan kerajaan ini. Belum pernah ada di masa itu seorang
raja dan ratunya berdiskusi tentang masalah perdagangan kerajaan.
((Tiba2 berimajinasi ttg percakapan mereka.
MUZ : Pakne,,, aku mumet,, bisnis rempah2 sepiii...
Sha : Kenapa kau tak coba bisnis yang lain wahai bune...
MUZ : Apa itu??
Sha : Ekspor kemangi maybe,,, kayaknya di kebon belakang sudah njembrung...
MUZ : *jitak pake panci))
Rajkumari Heer Kunwari, selain cerdas juga dikenal dengan keberaniannya
dalam berbicara dan mempertahankan pendapat. Ia bahkan tak takut beradu
pendapat dengan kaisar saat ia merasa benar. Sifat ini terbawa hingga
ia diperistri Akbar. Mungkin ini adalah salah satu penyebab hubungan
mereka tak terlalu baik di awal pernikahan.
Adalah seorang
sejarawan dan penulis di masa Akbar, bernama Abdul Qodir Badayuni.
Berbeda dengan Abu'l Fazl yang merupakan sekretaris kerajaan, Badayuni
berada di luar lingkaran kekuasaan. Itu membuatnya lebih bebas
mengekspresikan pemikirannya. Beberapakali ia menunjukkan
ketidaksukaannya pada Akbar terutama pada kebijakan-kebijakan barunya di
bidang agama yang dirasanya semakin liberal dan sekuler.
Badayuni adalah penulis yang jujur. Dalam konteks ratu rajputnya ia
mengakui banyak kelebihannya, tapi juga menunjukkan ketidaksukaannya. Ia
mengkritik kaisar karena menurutnya sang kaisar sudah terjatuh dalam
pesona ratu rajputnya. Bahkan Badayuni menuduh Heer dan keluarganya
telah menyihir kaisar sehingga tidak kuasa melawan permintaannya. Wkwkwk
ngekek jadinya.
Badayuni mengisahkan dalam bukunya Muntakhab Ut
Tawarikh, tentang keberanian Sang Ratu Rajput terhadap Kaisar. Suatu
ketika ada seorang pemuka Hindu yang dihukum mati oleh salah satu kepala
pastor kerajaan Mughal yang fanatik. Padahal Akbar sudah mengeluarkan
perintah untuk tidak menghukumnya dan melanjutkan penyelidikan.
Mendengar hal itu, MUZ langsung mencela suaminya di depan banyak orang,
mengatakan ia raja tapi tidak memiliki kekuatan untuk membuat
perintahnya ditaati. Hehehhh... sounds familiar...
Memang, kadang
terpikir, segala kekuasaan dan keutamaan yang diberikan Akbar pada
istri Hindunya itu, jangan-jangan dikarenakan dia sudah dibutakan oleh
ketergantungannya pada Heer. Jangan-jangan seorang Akbar melakukan
semuanya karena ia tertawan oleh segala kelebihan yang ada pada diri
Heer. Jangan-jangan Akbar memang memberikan semua perlakuan istimewa
pada istrinya dan keluarga istrinya demi imbal balik yang mereka berikan
padanya.
Saya sempat berfikir seperti itu. Hingga saya sampai
pada salah satu social reform Akbar yang sempat ditentang oleh Heer dan
keluarganya, tapi toh tetap diterapkan oleh Akbar. Reformasi itu adalah
tentang SATI.
Ketika Bhagwan Das meninggal, istrinya, menolak
untuk melakukan SATI padahal semua keluarganya memerintahkan untuk
melakukan itu. Sati adalah salah satu kepercayaan Rajput, dimana seorang
istri harus membakar diri hidup-hidup bila suaminya meninggal terlebih
dahulu. Ini adalah salah satu bentuk pembuktian sumpah setia istri
kepada suami.
Ketika mendengar perseteruan antara janda Das dan
keluarga suaminya, Akbar memihak janda Das. Ia menerbitkan farman yang
melarang pemaksaan sati pada seorang janda bila dia tak menginginkannya.
Apabila diketahui ada orang yang memaksa seorang janda melakukan sati,
akan dihukum mati.
Dengan membuat peraturan tentang sati itu,
Akbar mengambil resiko berseberangan dengan MUZ dan Klan Amer. Ia berani
mengambil keputusan yang tidak populis jika itu sesuai dengan prinsip
kebenaran dan keadilan yang dianutnya.
Demikianlah hubungan
antara Kaisar Akbar dan Ratu Hindunya, Heer Kunwari aka MUZ. Akbar
memberi kekuasaan yang besar pada Heer karena ia percaya kepadanya.
Akbar percaya pada kemampuannya, kejujuran dan kredibilitasnya. Heer
adalah orang kepada siapa dia bisa meyakini kesetiaannya. Di
tengah-tengah konspirasi busuk yang kejam di dalam istana, memiliki Heer
laiknya anugerah baginya. Salah satu alasan ia memberikan gelar Waali
Ni'mat pada Heer.
--- END ---
Home
»
jodha akbar
»
sejarah india
»
sejarah indonesia
»
sejarah islam
» Ketika Seorang Heer Kunwari Menjadi Mariam Uz Zamani
Selasa, 10 Februari 2015


Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sudah berapakali ini kubaca?? sudah berulang-ulang tapi masih saja tetap takjub dan menangkap kerikil kecil hikmah yang terlewat... sukaaaaaaaaa, SUkriya Bundaaaaaaa Next Projetc selalu dinanti, apapun itu ;)
BalasHapusini kayaknya pas Akbar menentang SATI janda Das ada maunya juga tu Akbar, saya merasa dia melakukan itu juga sebagai peringatan dan juga penolakanya apabila dia mati kelak Heer tak harus dan tak boleh melakukan SATi. mey be hehehehe
Bikin akbar dulu apa njapa dulu ya dew
BalasHapusMenarik untuk dibaca. Saya tunggu share2 selanjutnya. Saya harap cerita pasangan abad 16 ini tetap berlanjut dan dibagikan di blog ini :)
BalasHapusD tnggu kry yg lainnya bunda. ..
BalasHapusD tnggu kry yg lainnya bunda. ..
BalasHapusSepi jual rempah disuruh jual kemangi... Aduuuuh. Suka dengan gaya tuturmu... Suwun~
BalasHapusjadi istri bisa jadi teman diskusi juga keren
BalasHapus