Two very different people,
too scared to get along,
Till two hearts beat together,
underneath one sun,
Till two hearts beat together,
underneath one sun,
One very special moment,
can turn a destiny,
And what some would say,
could never change,
has changed for you and me
can turn a destiny,
And what some would say,
could never change,
has changed for you and me
Cause it's all,
It's all in the way,
you look through your eyes,
and when all is said and done,
All of the fear and all of the lies are,
not hard to overcome,
It's all in the way you look at it,
that makes you strong,
We were two,,,,
Now we are one...
It's all in the way,
you look through your eyes,
and when all is said and done,
All of the fear and all of the lies are,
not hard to overcome,
It's all in the way you look at it,
that makes you strong,
We were two,,,,
Now we are one...
Note: Ini adalah historical record. Apa yang saya sampaikan ini semua ada dasarnya. Baik dokumen resmi kerajaan maupun kronikel atau catatan sejarah dari para pelakunya yang masih terdokumentasikan dengan baik hingga saat ini.
Suatu malam, di puncak musim dingin pada 20 Januari 1562, Sang Kaisar sedang dalam perjalanannya berburu di Mandarkar, suatu daerah di luar Agra. Disana ia mendengar cerita dari pemuka setempat tentang kehebatan seorang Imam Sufi bernama Syekh Kwaja Muinudin Chisti. Setelah mendengar cerita tentangnya, tanpa bisa ditahan lagi oleh para menteri maupun prajuritnya, Sang Kaisar itu ngotot untuk mengunjungi dargahnya di Ajmer Syarif, malam itu juga.
Suatu malam, di puncak musim dingin pada 20 Januari 1562, Sang Kaisar sedang dalam perjalanannya berburu di Mandarkar, suatu daerah di luar Agra. Disana ia mendengar cerita dari pemuka setempat tentang kehebatan seorang Imam Sufi bernama Syekh Kwaja Muinudin Chisti. Setelah mendengar cerita tentangnya, tanpa bisa ditahan lagi oleh para menteri maupun prajuritnya, Sang Kaisar itu ngotot untuk mengunjungi dargahnya di Ajmer Syarif, malam itu juga.
Meskipun seluruh bawahan yang menemaninya melarangnya
mengingat resiko keamanan yang sangat besar, dan cuaca yang sangat tidak
bersahabat, tapi Sang Kaisar tak bergeming. Situasi keamanan di Ajmer
Syarif saat itu sangatlah tidak kondusif. Pergerakan Mughal memperluas
wilayahnya telah sampai di wilayah Amer yang sangat dekat dengan Ajmer
Syarif. Nampaknya ada dorongan yang begitu kuat yang membuatnya sangat
ingin mengunjungi Ajmer Syarif malam itu juga tanpa mempedulikan
keselamatannya. Dan disitulah rupanya babak baru dalam kisah perjalanan
hidupnya akan dimulai.
Di Ajmer Syarif, pertamakali yang ia dengar adalah kabar
perseteruan antara gubernurnya, Subedar Syarifudin dengan seorang raja
dari kerajaan Amer bernama Bharmal. Di Ajmer Syarif pulalah ia
memperoleh apa yang disebut oleh Abul Fazl dalam catatan sejarahnya
sebagai "Divine Vision (petunjuk dari Tuhan)" tentang penyatuan seluruh
Hindustan baik Hindu maupun Islam, di bawah Kekaisaran Mughal. Maka
ketika Chugtai Khan memperkenalkannya dengan Raja Bharmal yang sedang
dalam masalah besar, ia langsung tahu apa yang harus dilakukannya...
Adalah istri Raja Bharmal yang awalnya menentang rencana
pernikahan putrinya dengan Kaisar Mughal habis-habisan. Tapi toh sebagai
seorang wanita Rajvanshi dia tak bisa menentang suaminya. Maka
disanalah kisah itu dimulai. Pernikahan antara seorang Kaisar Mughal
dengan seorang Rajkumari dari Amer. Untuk pertamakalinya dalam sejarah,
seorang Kaisar Mughal mengambil istri dari Klan Rajput, menjadikannya
istri resmi, tanpa memaksanya merubah kepercayaannya.
Awalnya, Sang Kaisar mungkin tak menyadari bakat-bakat yang
ada dalam diri Ratu Hindu yang baru menginjakkan kaki di istananya.
Tapi seiring berjalannya waktu ia makin bisa melihat dengan jelas segala
kelebihan Sang Ratu baru. Kecerdasannya, kejujurannya, kesetiaannya,
dan pemikirannya yang luas.
Pelan-pelan Sang Kaisar mulai merasa menemukan teman yang
sudah lama dirindukannya. Teman untuk berbagi visi masa depannya, teman
yang bisa memahami jiwanya yang penuh dengan ide-ide baru dan mendobrak
patron. Teman untuk berbagi rahasia, teman bertukar pikiran, dan teman
dengan kesetiaan tanpa tanding!!!
Dari Sang Ratu pula ia mulai belajar tentang perbedaan.
Sang Ratu membantunya memahami masalah-masalah rakyatnya yang berbeda
keyakinan dengannya. Sang Ratu membantunya melihat dari sudut pandang
yang benar-benar baru baginya. Sudut pandang dari separuh rakyatnya yang
beragama Hindu yang selama 6tahun sebelumnya ia lupakan. Hingga
akhirnya Sang Kaisar mulai merasa memperoleh pencerahan dan berani
mengambil langkah-langkah besar dalam hidupnya.
Setahun lebih setelah pernikahannya dengan Heer, Kaisar
ABUL FATH JALALUDIN MUHAMMAD AKBAR memulai reformasi-reformasi sosialnya
yang akan tetap dikenang oleh dunia sepanjang masa. Reformasi sosial
pertama yang dilakukannya adalah menghapuskan pajak YATRA (1563). Pajak
yang hanya dikenakan untuk orang Hindu yang akan pergi berziarah ke
tempat-tempat suci mereka. Jika orang Islam tidak dikenai pajak ziarah,
maka demikian juga seharusnya dengan umat Hindu. Disusul tahun
berikutnya ia menghapuskan pajak JAZIYA (1564). Pajak perorangan yang
dikenakan tiap tahun atas seorang kepala keluarga yang beragama Hindu.
Dua tahun setelah pernikahan mereka pula, Heer Kunwari
mengandung. Dan tepat pada 19 October 1964, lahirlah sekaligus dua buah
hati yang sudah sekian lama dinantikan Akbar. Bisa dibayangkan betapa
bahagianya mereka saat itu.
Di Akbarnama, Volume 2, Page-357, Abu'l Fazl, menggambarkan kebahagiaan itu sebagai berikut:
" One of the occurrences, which occurred during this happy time, was the birth of twins. Two priceless jewels appeared from one matrix*,{this refers to the mother of the twins} two world-lighting stars emerged by one ascension, two (pairs of) glorious eyes received brightness, two (sets of) earrings were exalted, two precious necklaces shone, two powerful arms came into being, two wrists of success appeared, two beauteous eyebrows came into being, two ears of joy were opened. That is, twotwin princes were born. The worlds expanded with joy, and the parterres of flowers smiled.{means the parents(parterres) of the kids(flowers) - i.e. Akbar and HK/MUZ} The carpet of joy was spread from shore to shore and happiness was proclaimed to mankind. The sound of the drum of rejoicing was heard throughout the nine heavens, and the strains of the organ of felicity resounded over the six sides of the world. "
" One of the occurrences, which occurred during this happy time, was the birth of twins. Two priceless jewels appeared from one matrix*,{this refers to the mother of the twins} two world-lighting stars emerged by one ascension, two (pairs of) glorious eyes received brightness, two (sets of) earrings were exalted, two precious necklaces shone, two powerful arms came into being, two wrists of success appeared, two beauteous eyebrows came into being, two ears of joy were opened. That is, twotwin princes were born. The worlds expanded with joy, and the parterres of flowers smiled.{means the parents(parterres) of the kids(flowers) - i.e. Akbar and HK/MUZ} The carpet of joy was spread from shore to shore and happiness was proclaimed to mankind. The sound of the drum of rejoicing was heard throughout the nine heavens, and the strains of the organ of felicity resounded over the six sides of the world. "
Tapi sayang...,,, kebahagiaan itu tak bertahan lama. Kedua pangeran meninggal dalam hitungan hari.
Abu'l Fazl menuliskannya dalam Akbarnama,
"These two unique pearls of the 'ocean of holiness' ,{the parents are called Holy}'returned to the ample domain of the other world after one month'.{passed away and went to the 'other' world.} They FLUNG DOWN the coin of their lives for their father.
H.M. felt grieved at the departure of those two early fruits, but trod
the pleasant path of acquiescence and resignation, for to the farseeing
there is no remedy save submission and resignation against the
inevitable Divine decrees."
They flung down the coin of their lives for their father.
Kalimat ini menarik karena penuh simbol dibaliknya. Makna yang terdekat
yang bisa diambil adalah : Mereka mempertaruhkan hidupnya demi
ayahnya!!!
Hmmm,,, mengapakah mereka meninggal demi ayahnya?? Apa yang
sebenarnya terjadi?? Dan mengapa kejadian ini terkesan sangat
ditutup-tutupi? Tercium aroma konspirasi yang sangat kuat dibalik
meninggalnya si kembar. Apakah itu?? Tak ada dokumen sejarah yang
menyebutkannya. Tapi kata-kata Abu'l Fazl ((dia adalah sekretaris Akbar
dan hanya menuliskan sesuatu dg persetujuan Akbar)) cukup
mengindikasikan bahwa kematian kembar memang bukan kematian yang wajar.
Satu hal yang pasti adalah sedih dan sakit hatinya mereka.
Buah hati yang begitu dirindukan ternyata meninggal dengan tragis di
hadapan mereka. Tapi cinta menguatkan mereka. Tak ada cerita tentang
perpecahan mereka pasca meninggalnya kembar. Jiwa mereka telah menyatu
saat itu.
Bahkan di tahun itu ketika Akbar harus
berperang melawan pemberontakan Subedar Syarifudin, ia membawa Heer
bersamanya. Akbar tak membiarkan Heer sendirian dalam kesedihan di
tengah-tengah tekanan konspirasi busuk di dalam Royal Palace. Dalam
perjalanan setelah perang itu mereka berdua mengunjungi Padepokan Syekh
Salim Chisti di Sikri. Ini adalah kali pertama mereka bersama-sama
mengunjungi Syekh Salim Chisti.
Di tahun berikutnya, 1567, tercatat juga seorang putra yang dilahirkan oleh Heer dan meninggal dalam hitungan hari. Setelah kematian beruntun ini Akbar melakukan perjalanan ke Ajmer Syarif dan disitulah ia mengucapkan nadzar, jika kelak dikaruniai seorang putra yang selamat setelah kelahirannya, ia akan berziarah ke Ajmer Syarif dengan berjalan kaki.
Dan selanjutnya dimulailah babak baru serial Jodha Akbar. Babak baru, sebuah FANFICTION Jodha Akbar yang dituangkan dalam sinema elektronik
oleh Ekta Kapoor. Karena tak seperti episode-episode sebelumnya yang
banyak sekali kesesuaian dengan sejarah, sejak titik ini, sejarah
dijungkirbalikkan oleh tim produksinya. Dasar Ekta!!
<< Ketika Heer Kunwari akhirnya menjadi seorang Marium Uz Zamani >>
Gak sabar nunggu part2 selanjutnya
BalasHapusHmm, enak dibaca dan perlu! *nyontek tagline tetangga :D *
BalasHapus