KETIKA UKURAN KEBAHAGIAAN BERGESER
Sudah flash backnya??? Apa yang berubah dari kita, dari
kamu, dari aku?? Haaa,, tidak ada??? Hmmm,,, kalo bo'ong yang standar
aja deh.
Beberapa dari kita berubah. Dari yang biasa puas dan
bahagia dengan tas 100ribu, kini baru tersenyum puas bila tas 300ribu
nangkring di tangan. Beberapa berubah dalam hal gadget. Kalau dulu punya
gadget bulukan sampe 2 tahun ga masalah. Sekarang 6 bulan ga ganti
gadget aja udah galau. Liat iklan hp lazada nongol dimana mana, butuh
berkali kali tarik napas buang napas untuk gak jedotin pala ke meja.
Dulu seorang ibu tak perlu galau mikir anaknya bakal
sekolah PAUD, TK atau SD dimana. Sekarang, liat berbagai iming-iming
sekolah keren, bahkan bayinya baru lahir emaknya udah bingung nyari
sekolahan. Katanya yang bisa bikin anak sukses dunia akhirat. Ketika
dihadapkan pada kenyataan bahwa ternyata dompet suaminya kosong kayak
kopyah, lalu frustasi. Menyesali nasib, menyalahkan keadaan, karena
anaknya jadi tidak bisa memperoleh pendidikan terbaik, katanya.
Ada lagi yang lucu. Gara-gara socmed kita jadi sering liat
status rumah tangga bahagia. Status suami atau istri yang saling
romantis... nyimak ulasan film romantis... review novel romantis...
tiba-tiba saja kita melihat rumah tangga kita begitu garing, datar,
anyepp kayak gedebok pisang. Mewek liat capture email suaminya temen ke
istrinya yang kata-katanya udah kayak novel best seller. Tiba-tiba ada
seorang istri yang berharap suaminya berubah jadi seorang pujangga yang
pandai merangkai kata. Padahal kita tahu sejak menikah suami ya begitu
itu. Lempeng, anyep, datar, kayak lantai kamar mandi. Lalu kenapa
tiba-tiba itu jadi masalah buat kita??
Kita dulu nggak punya kebiasaan sekian menit sekali ngecek
hp. Lalu jengkel kalo chat grup bbm sepi, chat wa grup sepi, fb ga ada
notif, nyetatus ga ada yang komen, posting di KMB boro-boro ada yang komen, sebiji like doang pun gak dapet, atau twitter sunyi senyap ga ada mensyen. Padahal anak-anak teriak-teriak minta ditemani
main. Padahal deadline kerja setumpuk. Tapi mood terlanjur hilang karena hp sepi notif. Tipikal pengguna internet
labil, kayak aku.. hiks.
Lalu kita harus bagaimana supaya selamat?? Entahlah.
Mungkin kita harus berkali-kali ngeplak kepala kita kalau sedang fb-an.
Biar kita tidak bablas terbawa mimpi. Lalu tanpa sadar menjadikan
status-status, iklan-iklan, jargon-jargon, kata-kata indah motivator
yang malang negung di beranda Facebook sebagai sebuah DAS SOLLEN. Ketika
tidak sesuai dengan DAS SEIN kita, lalu minder, sedih berkepanjangan,
merasa hidup nggak bahagia, nggak keren.
Mungkin kita perlu melatih diri untuk jadi pribadi yang stabil. Seseorang yang benar-benar percaya bahwa makan nasi lauk sambel teri di rumah mertua, itu juga sesuatu yang keren. Nggak kalah keren dengan status "lunch at Hotel JW Marriot" atau foto selfie di meja hokben dengan senampan menu cantiknya. Kita mungkin perlu sesegera mungkin meyakinkan diri sendiri bahwa status-status romantis yang terpajang di beranda itu sebenarnya tak jauh-jauh juga dari keributan. Ribut karena sang suami selalu memporak porandakan isi lemari pakaian yang tertata rapi, hingga ribut karena bekas kondom selalu lupa dibuang. Lalu ditemukan anak dan istri harus menemukan jawaban dari pertanyaan "ini apa bu??".
Pun pula ketika menulis di KMB, tak usahlah menjadikan banyaknya like dan komen sebagai suatu DAS SOLLEN. Menjadikannya standar normatif untuk bahagia setelah menulis sesuatu. Ketika DAS SEIN nya adalah gak ada yang ngelike atau komen, lalu banting wajan, nelen suthil. Beeeuuhh.... ojo ngono sob, mundak diguyu tengu (kutu busuk - red)!!
Mbak Nia, nggak diterusin lagi FF Not Just A Passionate Affair-nya? Kangen ama tulisan mbak yg lucu...
BalasHapushihihi,, iyah ntar muga2 bisa diterusin..
HapusTes akun
Hapus