Senin, 22 Desember 2014

Eps.228

Intro : lanjutan eps 227 kemarin.

Jalal pasang muka melas, mewek. Sejauh saya nonton pilem yg ada peran raja nya, Jalal itu raja yang paling gembeng. Meweeeeeekkk muluk. Bikin pengen nge-puk puk *eehhhh..

Ja : "Aku tak akan mengambil posisi Wazir e Aliya darimu. Aku juga tak akan membunuhmu. Tapi biar kukatakan padamu bahwa hari ini, kau telah kehilangan anakmu. Anak yang selama ini paling mempercayaimu setelah Tuhannya. Selama ini aku selalu berfikir kau selalu membantuku karena kau adalah ibuku, tapi ternyata kau melakukan itu untuk posisi dan kekuasaan. Kupikir kau ingin melihatku menjadi raja karena aku adalah anakmu, tapi ternyata itu hanya untuk mengamankan posisimu sebagai perdana menteri, kau ingin mengambil posisi ibuku sebagai Ratu Tertinggi Mughal, Malika e Azm. Seorang ibu mencintai anak dan menantunya, bukannya cemburu padanya. Kalo yang kayak gitu itu haji muhidin, sinetron indonesia, bukan sinetron india!!. Apa kau mau ikut main di sinetron itu juga?? Hari ini kau sudah membuktikan dirimu ternyata memang hanya layak menjadi seorang jongos, bukan ibuku. Besok kalo kantin istana buka lowongan kau daftar saja. Trimakasih telah memisahkan aku dari orang yang kucintai. Trimakasih telah menjauhkan aku dari kebahagiaan terbesar dalam hidupku."

Jalal pergi. Meninggalkan Maham Anga yang terpaku berusaha mencerna kembali apa yang sudah terjadi. Dia mengingat saat2 Jalal kecil, ketika dia menyelamatkannya dari perang, dia yang mengasuhnya setiap waktu sejak Jalal kecil hingga beberapa hari lalu. Tapi kini Jalal memutuskan semua hubungan dengannya. Bahkan menyuruhnya daftar jadi pelayan kantin istana. Kenapa ngga sekalian aja suruh jadi tukang jaga gudang beras.

Sementara itu, gosip menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru istana. Semua orang terkejut dan menduga-duga hukuman apa yang akan diberikan Jalal pada Maham Anga.
Jalal berdiri di depan timbangan besarnya. Ruq datang menghampiri. Maksud hati mau minjemin bahu gitu lihat Jalal sedih. Ato minimal minjemin kerudung buat ngelap ingusnya.

Ru : "Jalal, aku dengar berita tentang Maham Anga, apa benar..."
Ja : "Ya, semua yang kau dengar itu betul. Aku, dia, end!!! Aku memutuskan semua hubungan pribadi dengan Maham Anga. Aku tak akan pernah memanggilnya ibu lagi. Padahal sejak kecil aku membagi segala hal padanya. Kupikir hubungan persusuan lebih kuat daripada hubungan darah. Tapi kini dia mematahkan anggapan itu. Kenapa dia melakukan semua kejahatan itu pada Ratu Jodha, kyu?? Ratu Jodha datang dalam hidupku dan dia jadi ketakutan padanya, lalu melakukan semua kejahatan itu, kyu, kyu?? Aku hancur Ruqaiya, aku merasa tak sanggup menghadapi ini semua."
Ru : "Jalal, tenanglah Jalal, sabaar, apa kau butuh bantuan buat elus2 dadamu?? Aku siap melakukannya... Maafkan aku Jalal..."
Ja : "Nggak, nggak usah, makasih. Tp buat apa kau minta maaf Ruqaiya..."
Ru : "Jalal, aku minta maaf, krn sebelum hari itu, aku juga sebenarnya tau kalau Dilawaar Khan itu seorang Rajput yang menyamar..." (poor you Ruq, Bego kok dipiara!! Ngapaaaain coba ngomong...iku jenenge ulo marani gebuk!!)
Ja : (murka) "Appaaa kau bilang??"
Ru : (ketakutan sangat) "Maafkan aku Jalal, tapi aku benar2 tidak tau kalau itu Sujamal. Maham bilang dia adalah selingkuhannya Ratu Jodha dan dia ingin menangkap basah mereka. Makanya aku mau berpihak padanya...."
Ja : (melotot ngamuk, mendorong Ruq sekuat tenaga hingga terlempar dan jatuh nubruk timbangan. *seng banteeerrr oom...) "Kkaaauuu!!!!"
Ru : (lari ke arah Jalal, bersimpuh di kaki Jalal) "Maafkan aku Jalal, kumohon maafkan aku...waktu itu aku sangat cemburu pada Ratu Jodha jadi aku percaya begitu saja pada Maham Anga..."
Jalal membuang muka tak sudi menatapnya. Ratu Salima datang menghampiri mereka. Jalal berkata padanya.
Ja : "Lihatlah Ratu Salima. Aku bahkan tidak perlu musuh dari luar untuk menghancurkan aku. Orang2 terdekatku sudah cukup untuk melakukan itu. Bahkan kodok ini bisa bersekongkol dengan Maham untuk menghancurkan aku... Apa karena aku seorang raja lalu aku tak bisa sakit hati?? Mengapa orang2 terdekatku tega melakukan ini?..."
Salima mencoba menasehatinya untuk tetap kuat dan tegar menghadapi semua itu, karena dia adalah Syehensyah. Tempat bergantung seluruh rakyatnya. Jalal berterimakasih sudah diingatkan, lalu pergi.
((Puas sekali melihat Jalal marah pada 2 publik enemi itu sekaligus, hagh hagh *nyengir mak lampir))



-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Eps. 229

Best scene. Jalal with Rahim

Selain moment2 berdua Jalal-Jodha yg bikin bantalku abis tak krokoti, best moment itu adalah juga pas lihat Jalal berinteraksi dg Rahim. Pemeran Rahim nya nggemesin bgt. Dan krn Jalal selalu lumeerr di depan Rahim, bikin yg nonton juga jadi lumeeerrrr,,,,macem brownies amanda tuuu...lumer dilidah..
Bahkan sejak masih jahat, Jalal selalu berubah jadi Arjuna saat berhadapan dg Rahim. *lopelope
Siang itu, pasca penetapan hukuman untuk Maham Anga. (Fyi, hukumannya Jalal membalas tepat seperti apa yang sudah dilakulan Maham padanya, menjauhkannya dari kebahagiaannya, yaitu kekuasaan dan wewenangnya. Jadi dia tetap menjadi Prime Minister tapi tidak punya kekuasaan apapun dan tidak lagi berhak memberi pertimbangan pada raja).
Jalal sedang berlatih pedang. Namun yang dibayangkannya adalah moment ketika adu pedang dengan Jodha di Amer. Ketika matanya tertambat pada pohon tulsi, dimana Jodha setiap hari melakukan puja, konsentrasinya buyar sampai ia terluka.
((Setelah kuperhatikan dengan seksama dalam waktu yang sesingkat2nya, yg dibilang pohon tulsi itu jebul kemangi!! Lah Jalal liat pohon tulsi inget jodha, aku liatnya tetiba inget bebek goreng pak slamet!!!))
Jalal mendekati pohon tulsi. Membaca mantra seperti yang diingatnya dibaca Jodha saat melakukan puja. Tiba2 Rahim datang, berdiri di sebelahnya, melanjutkan bait2 yang Jalal lupa. Setelah selesai Jalal berlutut di depan Rahim.
Ja : "Hai Kahn I Kahna" (Panglima Tertinggi -red. Sejak Rahim masih kecil Jalal bahkan sudah memanggilnya dengan panggilan hebat itu. Mau niru sih, tapi sejauh ini Ilyas kalo ditanya mau jadi apa jawabannya jadi sopir truk pasir, gek mosok aku manggil dia "Hei sopir truk pasir...", astaghfirullaah....*kok malah curhat),
Ja : "Bagaimana kau bisa tau mantranya?"
Ra : "Choti Amijaan (Ibu junior) yang mengajariku".
Jalal tersenyum sayang, lalu menggendong Rahim dan mendudukkannya di sebelahnya *issh melting brownies manaa browniees... (melting opo laper)
Ja : "Oyaa?? Apalagi yang diajarkannya padamu?"
Ra : "Choti Amijaan bercerita padaku tentang Ramayana, Mahabharet, Tentang Arjuna, Bheema, Abhimanyu, dan aku mengajarinya Al Quran. Dia juga mengajariku Geeta. Dia tak pernah bercerita padamu??"
Ja : "hhmmm, pernah sih, tapi dia bercerita padaku hanya kisah2 tentang doraemon, kogoro mori, sama kadang2 ttg satria baja hitam...., terakhir kali dia bercerita tentang Rafi dan Gigi. Hhmm apalagi yang diajarkannya??"
Ra : "Katanya, kalau mau mengerjakan sesuatu harus berkonsentrasi, mengerjakan dg sungguh2 dan tak perlu takut. Karena segala kebaikan selalu layak untuk diperjuangkan, dan kita akan mendapat balasan sesuai dengan yang telah kita lakukan. Baiklah, nanti kalau choti amijaan pulang aku akan memintanya bercerita juga padamu, aku selalu berdoa semoga dia cepat kembali..."
Ja : "Amiiin, semoga doamu segera terkabul..."
Rahim meninggalkan Jalal dengan seonggok rindu pada Jodha. Bertanya-tanya kapankah ia akan kembali bersamanya.

0 komentar:

Posting Komentar